Selasa, 29 Maret 2011

Hanya Sebuah Cerita Dari SaYah

Ini kisah gue bermula dari gue masuk dikelas yang paling hancur disekolah, dimana kelas anak-anak nakal ditepatkan dan anak-anak super jenius bercampur jadi satu. Tapi kelas gue ini bukan kelas unggulan, yang mana angka SATU atau A selalu diikuti di pemanggilan kelas. Meskipun kami super duper bandelnya kami selalu punya satu kekuatan kekompakan yang kami punya, anak-anak jenius, kaya, miskin, sederhana, bahkan anak-anak bodoh pun tak pernah tersingkir dari kelas kami.
Gue seorang murid yang setingkat dengan satyo, dia berada di kelas berembel-embel satu dia anak yang Jenius dan Kaya Raya. Namun tentunya gue nggak sesombong Satyo anak yang menjabat sebagai ketua osis disekolah. Kadang guru tidak suka dengan keadaan kelas kami yang super-super tidak nyaman, bangku kami berantakan dan tidak teratur. Namun itulah kami, pelajaran akan masuk apabila kami tidak mengikuti aturan duduk yang diterakan sejak awal. Namun dibalik ketidak sukaan guru itu, banyak juga yang menganggap cara kami belajar unik namun tetap bisa masuk kedalam otak.
Hari ini Osis mengadakan acara yang menurut kami tidak penting, “LOMBA DANCE ANTAR KELAS” kami satu kelas tidak mengikutinya karena kami telah sepakat pada wali kelas dan seluruh jajaran kelas, tidak bakalan mengikuti kegiatan yang tidak penting. Kami ngumpul satu kelas, dan saling bercerita. Namun ada salah satu teman gue yang nggak masuk.
”eh Cin Ken Mana kok dia nggak muncul sih dari semalam!” seru Virgo temen serta kembaran gue, yaps nama gue Cinta dan gue itu anak kembar. Yah kembaran gue ya itu Virgo, kenapa bisa satu kelas? Nah itukan pertanyaan yang terlintas di benak kalian, kenapa gue bisa satu kelas ama Virgo? Itu mah soal gamapang, “kata bokap gue” kata dia gue itu ama Virgo kudu satu kelas.
“mana gue tau, gimana kalau ntar pulang sekolah kita liatin dia yuk! Siapa tau dia sakitkan!” gaduhpun bemunculan “gue setuju” “gue setuju” dan semua saling bersahutan, tiba-tiba Pak Dellon datang menghampiri kami, sambil membawa senyum khasnya yang tidak pernah terlupakan setiap harinya, wali kelas yang paling baik hati, perhatian dan tidak pernah menghukum dengan cara marah-marah.
“ada apa kalian kok pada ribut-ribut?” tanya Pak Dellon sambil duduk diselah satu bangku yang masih kosong diantara kami semua, itulah Pak Dellon wali kelas yang nggak pernah terlupakan, walikelas yang belum pernah gue jumpain. Selama sekolah gue nggak pernah punya walikelas yang sangat care dengan anak-anak didiknya. Namun disatu sisi gue bangga dengan dia. Dia nggak pernah memaksa kami untuk ikut di perlombaan-perlombaan yang diadakan oleh sekolah.
“gini Pak, Ken kan nggak masuk nih dari semalem! Trus kita rencananya mau liat dia dirumahnya pak!” ujar Arthur yang menjelaskan. Arthur adalah anak orang kaya yang kerjanya maen judi dan mabok-mabokkan namun setelah dia kenal dengan Pak Dellon hidupnya seratus delapan puluh derajat berubah drastis.
Setelah itu kami berencana untuk kerumah Ken langsung pulang sekolah, tentunya dong bersama wali kelas tercinta yang nggak pernah berubah setiap tahun, jadi cukup akrab kami dengan dia, guru yang banyak ditaksir sama anak-anak cewek satu sekolahan, kadang anak-anak cewek itu suka iri sama gue ataupun temen-temen cewek sekelas gue karena kami lebih dekat dengan pak Dellon, guru yang terkenal asyik dan super ganteng disekolah, dia juga masih sigle. Em, pokoknya perfek untuk ukuran orang seusia dia. Selain guru dia juga orang yang sangat dermawan, rela membantu tenaga untuk siapa aja. Orang nya tidak pernah meminta imbalan gue kagum sama dia, eh jangan salah sangka dulu nih kagum bukan berati suka ingin memiliki yah hehehe. Bel sekolah pun berbunyi tanda nya kami semua sudah boleh meninggalkan sekolah yang sangat tampak sekali perbedaannya.
Cerita berlanjut didalam mobil
Gue menaiki mobil bersama Virgo, Regina, dan tentunya Pak Dellon yang sangat kami banggakan, em...... kami memang selalu berempat, yah tentunya dengan Ken, siswa yang sangat misterius dan tertutup disekolah, itulah sebutan tenar Ken disekolah, memang iya sih, kadang-kadang anaknya tampak sangat ceria dan kadang-kadang menjadi pemurung. Dia sering diejek sebagai anak orang miskin, namun siapa sangka hari ini tebukti semua kalau Ken bukan anak orang miskin.
“rumah Ken emangnya dimana?” tanya Pak Dellon sambil menyetir mobil.
“rumahnya Ken menurut survei saya di TU di Pondok Indah pak! Dia anaknya pak Sudrajat!” seru gue menjelaskan tiba-tiba Virgo belalakan matanya melihat gue, bisa gue pastiin kalau dia mau bilang sesuatu yang dia tau.
“ serius lo cin, nggak boong kan! Sudrajatkan pemilik toko eloktro Piztro, toko berlesensi dan produknya asli semua, memiliki sembilan ratus sempilan puluh sembilan toko yang tersebar diberbagai benua kan?” gue sentak nggak percaya ama omongan Virgo sebab ya itu dia, perkataannya yang detail itu membuat gue terkejut, kok dia bisa tahu berapa banyak toko itu, dan bisa tahu lagi produknya asli semua.
“kamu pencinta elektro ya Go?” tanya Pak Dellon kemudian, eh, si bloon ditanya malah nyengir, yah gue yang jawab.
“em, anak pencinta teknologi dan Internet masa dia nggak tahu kelewatan namanya pak!” ujar ku dengan sembarangan.
“jangan-jangan kamu tahu lagi Plat mobilnya!” seru pak Dellon tiba-tiba lalu dia tersenyun, udah gue duga dia bakalan tahu palat mobilnya ortu Ken.
“B 12 KEN pak!” seru Virgo, anak ini ngefens banget sama yang namanya Sudrajat, tapi mesti gue akui anaknya juga tidak sombong apalagi bapaknya. Namun kenapa Ken malah tidak sekolah.
CERITA BERLANJUT DIRUMAH KEN DEKAT PONDOK INDAH
“permisi Pak, Kennya ada?” tanya gue deket Pagar rumahnya yang ternyata benar-benar megah, semula gue terkejut kenapa Ken berpenampilan bak seorang anak Miskin, namun kenyataan dia lebih tajir dari pada Satyo.
“ehm, gimana ya mbak! Menurut tuan muda katakan !” putusnya what? Tuan muda, ya ampun panggilan nya aja melebihi Virgo peke tuan muda. “menurut yang dibilang sama tuan muda kepada saya, tidak ada yang boleh membocorkan kemana dia berada!” serunya lagi, gue mulai bersiasat bagaimana agar aku bisa mengetahui keberadaan Ken.
“emh, orang tua Ken tau kalau Ken dimana?” tanya gue lagi, sambil mencari siasat-siasat yang jitu untuk mengetahui Ken dimana.
“bahkan Nyonya besar dan Tuan besar aja nggak tau dimana Tuan Muda, yah karena nyonya sama tuan sendiri tidak pernah bertanya dimana keberadaan tuan muda, mbak!” serunya ketika itu. “hanya saya orang yang dipercaya Tuan Muda untuk mengetahui dia dimana, dan saya nggak tau dia kenapa Mbak!” ujarnya sombong.
“pak saya ini pacarnya Ken jadi saya pengen tahu banget kalau ken itu berada dimana! Saya cemas pak sama dia!”seru gue berpur-pura, ya ampun apakah gue bakal dimarahin sama Ken kalau gue ngaku-ngaku sebagai pacarnya, pak Dellon, Virgo dan teman gue yang ikut pakai motor semua terkejut sambil tertawa. Lalu gue liat Satpam itu menuliskan sesuatu di sebuah kertas lalu menyerahkannya kepada gue “MEDICAL CITRA” itu nama tidak asing di telinga gue, medical citra namun hanya sebuah nama dan tidak diberi petunjuk yang lain lagi, baru gue teringat kalau itu rumah sakit.
PERJALANAN MENUJU RUMAH SAKIT MEDICAL CITRA
“dimana cin Kennya?” tanya Virgo sama gue, namun gue nggak kuasa mau membacanya gue serahin ke Virgo namun dengan lantang dia berbicara, “MEDICAL CITRA, serius lo dia disini, inikan rumah sakit cin!” seru Virgo yang tahu betul tempat-tempat terkenal dijakarta. Gue hanya bisa mengangguk, tiba-tiba pikiran gue menjadi nggak enak ada apa dengan Ken, apakah dia baik-baik aja? Gue terus saja memikirkan Ken.
“ya sudah kita kesana sekarang, jangan sedih dulu Cinta, siapa tahu Ken hanya mengunjungi orang yang sakit!” seru Pak Dellon yang dapat membaca situasi hati gue, “kamu suka ya sama Ken?” tanyanya sekali lagi, kenapa dia bisa bilang seperti itu? Gue aja nggak tau kenapa gue terus memikirkan itu.
“apa sih bapak, ya nggak lah!” seru gue mengelak, pipi gue bener-bener merah ketika Pak Dellon berbicara seperti itu.
“iya juga nggak Papa kok Cin, nggak ada yang ngelarang! Tadi cara kamu menyebutkan bahwa kamu pacarnya Ken lain Lho cin!” eh sih bapak malah bercandain gue, nggak tau apa gue lagi sangat-sangat khawatir dengan Ken, ya ampun kenapa dengan perasaan ini.
“bapak udah dong jangan saya terus dikasih bonus, yang lainnya napa!” ujar gue mengelak lalu Regina dan Virgo tertawa. “ems, terus aja go sampai perut lo mules, gue ikhlas kok! Tapi inget dirumah, jangan harap elo belajar bareng sama gue!” gue mengancam Virgo sentak Regina terdiam Regina cukup tau diri karena dia samaVirgo itu sama saja, tukang nyontek.
“lho kok pada diem semua, ada apa nih, takut sama Nona Ken yah?” eh tuh guru malah buat gue tambah memerah, lagi-lagi yang diganguin gue. Kenapa sih hobby banget godain gue, sentak gue hanya terdiam dan tak mau berkata apa-apa.
“tuhkan pak, dia diem! Apalagi kalau bukan kalah!” serunya, ya amapun Virgo-Virgo elo kok tiba-tiba jadi super nyebelin kayak ginisih.

SAMPAI DIRUMAH SAKIT
Pak Dellon bersamaan dengan gue dan temen-temen lain berjalan menuju repsesionis rumah sakit dan bertanya tentang Ken.
“permisi Sus, apakah ada pasien yang bernama Raden Kentaro sudrajat Dinigrat,!” seru Pak Dellon menyebutkan nama Ken dengan lengkap, gue sendiri aja nggak pernah tau nama panjang Ken, biasa Ken hanya menuliskan R. Kentaro S.D dan itu sering di ejek-ejek anak sekelas sebagai kentaro Sekolah Dasar, dan gue baru sadar bertapa beratnya nama Ken, abis pakai Diningrat.
“ada pak di kamar VVIP nomor3, seru suster tersebut tiba-tiba!” perasaan gue bener, ternyata Ken benar ada apa-apa, setelah Virgo mengetahui itu Virgo langsung merangkul gue, sepertinya dia tahu perasaan gue pada Ken, namun gue sendiri aja nggak tahu bagai mana perasaan gue.
“kamu sabar Cinta, Bapak yakin ken tidak bakal kenapa-napa kok!” seru Pak Dellon yang ikut menenangkan gue. Gue sedikit berbisik kepada Virgo yang sedang merangkul gue, “go, kenapa ya gue kayak gini?” tanya gue pelan.
“itu karena kamu memedam perasaan sama Ken Cin!” seru pak Dellon yang ternyata mendengar perkataan gue. Setelah samapai dikamar ken gue makin sedih, ya ampun kenapa ini? Satu orang lain bahkan Pak Dellon aja tidak sadar. Papan keterangan diranjang tempat Ken terbaring pingsan Nama Pasien : R Kentaro SD, Dokter : Raditia Nugraha (abang gue) dan Sakit : Kanker Otak S4, gue terbelalak melihat papan itu, ya ampun bagaimana nggak mereka nggak sadar. Gue lari menuju ruangan kak Radit namun Gue menarik tangannya Virgo untuk ikut gue pergi.
“ada apa sih Cin, elo kenapa sih! Jangan-jangan benar lagi apa kata Pak Dellon!” seru Virgo malah mempercayai perkataan pak Dellon.
“bukan gitu kakak ku tersayang, ayok ikut aja ketumuan ama Kak Radit!” seru gue, dengan tanapa memperdulikan Virgo mau apa nggak.
“eh, tunggu-tunggu Kak Radit disini?” tanya Virgo malah nggak tahu asal cerita, maklum Virgokan mana mau tahu tentang seperti itu.
“iya dodol, Dr. Raditia Nugraha. Puas lo!” seru gue, sampainya di tempat Kak Radit, kebetulan dia lagi istirahat jam makan siang dan dia berada dikantornya.
“eh adik-adik kakak, ngapain kesini?” tanya nya dengan santai.
“kakak udah berapa lama ngerawat Ken kak!” ujar gue sambil meneteskan airmata gue nggak tahu kenapa tiba-tiba gue nangis, apa yang dikatakan Pak Dellon itu benar?
“Ken yang mana yah?” tanya kak Radit bingung jelaslah, gue nggak bilang nama panjangnya Ken.
“ itu lho kak Raden Kentaro Sudrajat Diningrat, yang dirawat di kelas VVIP nomor 3!” seru Virgo menjelaskan, “udah lah Cin dia nggak kenpa-napa!” bisik virgo.
“memangnya kenapa Cinta kamu suka sama dia? Ken juga sering cerita sama kakak dia bilang kalau dia suka sama teman sekelasnya, anaknya pintar dan sederajat sama ketua osis, dan juga dia anaknya tomboy dan ramah!” seru kak Radit gue tiba-tiba terkejut, Virgo udah duga kalau Ken udah lama memendam perasaan itu sama Cinta, namun mungkin tidak berani karena penyakit Ken yang Ken derita.
“kak, jawab pertanyaan cinta kenapa sih?” tanya gue.
“Ken itu, udah setengah tahun, kakak tangani, trus dia beberapa hari ini bakal di keimoteraphi dan melakukan operasi!” seru Kak Radit, sekarang gue bener-bener nangis didepan Kakak-Kakak gue, tiba-tiba Pak Dellon, datang keruangan kak Radit lalu melihat gue menangis dan dia berbicara lagi,
“ saya bilang kamu benar-benar suka sama Ken kan?” tanya Pak Dellon yang ternyata sahabat Kakak Gue, Virgo aja terkejut dengan kejadian itu.
“saya nggak suka pak Cuma......”
“Cuma gengsikan mengakuinya!” Ujar Pak Dellon tanpa sungkan-sungkan. “oh iya hampir lupa gue dit, tuh Ken ngigau, katanya cinta-cinta!” sentak mata gue belalakan melihat penuturan dari Pak Dellon.
“gue mah, udah biasa dia mengigau seperti itu, baru tadi gue rencananya mau manggil cinta buat nenangin dia! Eh ternyata benar Cinta yang ini yang ditaksir sama Ken!” seru kak Radit yang sama dengan Virgo dan Pak Dellon. “sebainya kamu temui Ken sana!” seru nya, gue langsung lari dan menggandeng Virgo, terpaksa Virgo harus ikut lari, anak yang nggak mau kalau diajak lari, disuruh jalan aja dia paling malas.
Sampainya dikamar Ken, gue nggak bisa nahan air mata gue. Harus gue akui, gue sayang dengan Ken. Entah sebagai sahabat atau juga lebih, namun hari ini gue mendapatkan satu pelajaran yang nggak bisa gue lupain adalah, betapa kuatnya teman gue meski menderita penyakit yang sangat kronis, namun dia masih tidak mau dikasihanni. Gue nggak tau mesti ngomong gimana dengan Ken disaat Ken bangun nanti. Kata kak Adit Ken bakal di operasi dua hari mendatang.
Hari ini bener-bener gue tidak semangat untuk pergi kesekolah, gue nggak mood mau melakukan apa-apa, gue takut Ken kenapa-napa. Tapi kak Radit selalu bilang ke gue kalau dia bakal kasih kabar tentang Ken, hal itu satu-satunya yang membuat gue tenang. Hari ini juga hari yang paling nggak pernah gue duga adalah Satyo nembak gue, dan gue diberi kesempatan untuk ngejawabnya sampai malam nanti dan kebetulan nanti malam adalah malam minggu.
“udah lah Cin kalau elo nggak suka sama satyo, yah tolak aja dia!” seru Arthur teman yang sekarang malah sering deket dengan gue. Dia sering kasih masukan ke gue tentang banyak hal, termaksud dengan kehidupan yang dulu pernah dia lakukan. “gue tahu, elo sekarang sedih ngelihat Ken!”
“gue nggak tahu tur mesti milih yang mana! Perasaan gue sekarang lebih memihak ke Ken!” seru Gue yang sudah mulai terbuka, dan sering curhat dengan Arthur.
“hm..... gue bener-bener seneng ngedengirinnya! Gue yakin banget elo lebih cocok ama Ken tau!” seru Arthur yang sama kayak Pak Dellon sama Virgo. Malam ini gue menyatakan penolakangue terhadap penembakan dari Satyo, setelah dia mendengar penuturan gue, dia sepertinya hancur dan nggak bisa terima, mau bagaimana pun gue nggak bisa terima Satyo karena memang sejak awal gue juga udah ilfil liat Satyo anak yang paling sombong disekolah.
“elo kok diam aja?” tanya Virgo yang tiba-tiba berada dihadapan gue. “pake duduk didepan teras lagi, emangnya habis ngapain elo?” tanya Virgo kemudian.
“habis nolak Satyo!” ujar gue ringan, dia sentak terkejut kenapa gue bisa di tembak sama Satyo.
“kok bisa Satyo nembak elo sih?” tanya nya sambil duduk disebelah bangku gue.
“mana gue tahu kenapa dia bisa nembak gue!” ujar gue dengan santai, Virgo hanya manggut-manggut tidak karuan. Dia sok-sok ngerti yah gue cukup tahu lah dia juga ngerti.
“ouh, oh iya.... besok kerumah sakit yuk!” ujar Virgo mengajak gue, sentak gairah yang membuat gue suntuk hilang seketika.
“ayuk, jam berapa, liatin Ken sebelum operasikan?” tanya gue senang banget, iya donk soal Ken nggak tahu kanapa gue semangat bener ngeliatnya. Hehehe apa bener ya apa yang dikatakan Pak Dellon dan yang lainnya? ‘lho kok tiba-tiba gue ngomongnya kayak gitu sih, jadi ngaco!’
“iya donk, semangat banget elo denger nya, hayo jangan-jangan!” seru Virgo menggonda lagi, biasa Virgokan emang suka ngegodain gue. Setelah mendengar Virgo ngomong kayak gitu gue langsung masuk tanpa pamit dengan Virgo, namun sepertinya Virgo hanya bisa melihat tubuhku pergi masuk dan menghilang dari pandangannya.
Pagi yang cerah, serta kicauan burung yang merdu menambah senang hari ini. Yap, tepat hari minggu gue bakal jenguk Ken dan menunggu sampai Ken selesai operasi, bahkan sampai saat ini gue nggak pernah liat orang tuanya datang ngejenguk. Menurut fakta dari si jago teknologi “Virgo” ortunya ken mah belum Meninggal semua bahkan masih lengkap, dan satu lagi mereka tidak terlibat konflik hebat. Beh betapa ngefensnya si Virgo sama yang namanya keluarga Kentaro. Tapi bodo ah, tuh anakkan emang dari dulu rada aneh, kadang-kadang bukan rada aneh sih, emang udah aneh dari lahir.
Gue turun untuk menyantap makan pagi, yang biasa gue lakuin bersama dengan keluarga gue pastinya, dan pagi ini mereka semua terheran-heran ngelihat gue karna pagi ini gue udah rapi plus mandi lagi. Tapi kalau Virgo udah rapi jam segini udah biasa sebelum dia nepatin janjinya ke gue dia pasti bakalan ngajak gue ke pameran teknologi dan nyari beberapa kaset softwere pembantu buat Windows, di outlet Microsoft.
“hy semua!” seru ku sambil duduk di sebelah Virgo yang sedang asyik baca PcNews, sambil makan sebuah Roti isi sayur, isi sosis, isi telor setengah mateng, isi daging, n masih banyak lagi. Tuh anak emang suka aneh dengan pola makannya.
“hy juga!” balas mereka bersama-sama, Kak Adit,Mami,Papi, masih bingung dengan keadaan gue. Tapi siVirgo malah cuek, dia malah sibuk membanca Pc Newsnya. Tuh anakkan udah tau kenapa gue hari ini.
“tumben jam segini udah rapi? Biasa kamu masih pake Piyama!” tanya mami, belum lagi aku jawab, eh si Virgo udah nyerumput duluan “sebal”
“ehm..... Cintakan mau temenin Igo ke Pameran teknologi!” seru Virgo dengan nada yang sangat datar sambil meminum susu coklat + susu strowbery dicampur jadi satu, tau rasanya apaan.
“tumben kamu mau nemenin igo cin?” tanya Papi sambil melipat koran yang tadi telah dia baca sampai habis.
“hehehe, katanya Kak Igo mau beliin cinta Notepad pi!” seru Gue sambil melirit ke Virgo, sentak Virgo menutup majalahnya dan menatap ku tanpa berkedip, tapi kalau menurut gue mah Virgo emang selalu banyak uang bisnis internetnyakan emang lagi pesat banget. Yah anak itu minta modal sama papi buat bikin warnet dan berkembang banget warnet itu , malah modal yang papi kasih udah dibalikin sama Virgo, nah ini yang membuat Papi nggak marah kalau Virgo mau beliin gue NotePad maupun Laptop sekalipun.
“ouh, kalau gitu belikan untuk Papi juga donk, go?” tanya papi eh si papi malah ikutan bercanda.
“kak adit juga mau donk go!” seru kak Adit lagi, tiba-tiba kepala Virgo mendarat dimeja makan, sambil menutupkan matanya, sentak gue kira dia pingsan eh taunya dia bercanda.
“igo, pisangsan nya entar-entar aja, kalau udah beliin gue notepad!” ujar gue yang diikuti tawa dari Kak adit, Papi, Mami. Virgopun terbangun sambil mengkerutkan muka, pertanda buruk nih bagi gue. Tiba-tiba satu persatu pamit, mulai dari Papi duluan kemudian Kak Adit dan terakhir Mami, yap Mami gue itu seorang wanita karir, dia juga pembisnis sukses lho. Dan sekarang tinggal gue berdua dengan si aneh, biasanya minggu gini kita misah-misah tapi hari ini kita kompak banget, apa lagi gue. Gue baik-baik donk dengan si Virgo secara mau diajak kerumah sakit.
“Cin ayok berangkat sekarang! Katanya mau NotePad!” seru Virgo, tampaknya dia beneran mau beliin gue benda yang sedang Hits itu.
“beneran nih, jangan sampe aja elo boong ke gue!” seru gue dengan nada yang sedikit tidak percaya bagai mana gue mau percaya dia emang suka boong dengan gue, dari hasil kerjanya Virgosih, dia paling sering beliin coklat Prancis.
“tampang gue mirip pelawak ya?” tanya Virgo kemudian, tumben hari ini dia belagak sok serius, biasanya dia mirip banget sama sule, lo-lo pada tau Sule kan. Tapi sebenernya nggak lo, Virgo itu ganteng juga kok menurut gue.
“ehm, ada sih dikit!” seru gue sambil bercikikikan.
“udah ayuk nggak usah bertele-tele!” seru Virgo sambil menarik tangan gue, menuju mobil BMW warna putih susunya. Gue emang salut ama dia, diusia mudanya dia sudah bisa membeli satu buah mobil. Ehm, kalau gue boro-boro mobil, hp aja masih minta ama bokap. Kadang bokap suka marah sama Virgo gara-gara dia suka banget nolak sesuatu kalau mau dibeliin ma bokap, tapi kalau masalah uang sekolah dia paling nggak mau kalau disuruh bayar uang sekolah, katanya masih kewajiban Papi dan Mami.
Kembali dicerita semula, perjalanan gue ama Virgo ke pameran elektro. Sebelum kami berangkat menjenguk Ken,tak lama kemudian Virgo memarkirkan mobilnya ketempat tujuannya, sebelum berangkat ketempat tujuan gue. Yaps bener banget, Pameran elektronik. Pertama gue ngeliatinnya biasa aja nggak ada yang spesial men, kecuali barang-barang tren yang sering dibawa-bawa oleh artis-artis menurut yang sering gue tonton itu. Gue mulai mengkhayal dengan seribu khayalan yang muncul diotak gue adalah gue bisa megang salah satu notepad atau paling tidak laptop deh, “huft, semua hanya mimpi!”
“cin napa lo diam aja?” seru Virgo sambil menarik tangan ku, menuju stan apple. “lo mau yang mana?” tanya Virgo kemudian.
“hm....!” gue masih mikir aja. Harusnya gue langsung aja milih, soalnya pasti Virgo mau beliin gue kan dia banyak duit hehehe. Eh, rupanya dia main tinggal gue gitu aja disana, otomatis gue langsung menjauh dari stan itu.
Beberapa saat kemudian setelah gue ditinggal dia untuk cari keperluannya, yah entah apa yang dia cari! Dia datang dengan menenteng beberapa kantong plastik, dan gue bisa pastiin dia abis belanja buat Warnetnya yang semakin besar itu. Sampainya ditempat gue dia malah ngajak gue langsung kerumah sakit, “ye katanya mau beliin gue notepad tapi mana” sepanjang jalan gue cemberut aja, dia juga nggak ngeh gue terus cemberut, sebel gue.
“kenapa lo cemberut gitu?” tanyanya penuh curiga, baru ngeh “sebel” dia itu emang ngak punya hati. “ouh gue tahu, tenang-tenang! Jangan marah donk!” serunya lagi, gue masih tetap aja diam, sebel udah nggak beliin gue notepad, lama lagi disana katanya sebentar aja.
“udah, lo pengen ini kan?” tanya nya sambil menunjukan sebuah notebook dan bukan notepad, tapi jadi lah dari pada nggak aja. “gue tau elo pengennya notepad, Cuma tadi gue lihat-lihat nggak ada yang bagus, jadi gue beliin laptop ajah buat elo! Tapi tenang, nih buat koneksi Internetnya!” ya ampun betapa baiknya siVirgo manusia aneh yang sering berantem sama gue, tapi dia yang baik sama gue.
“nggak usah terharu gitu donk, gue tahu gue ganteng!” seru dia lagi, oh my god betapa pedenya manusia satu itu, namun gue nggak tahu bagai mana mengucapkan kata terimakasih, namun entah mengapa gue refleks memeluk Virgo dengan erat.
“eh udah-udah, sekarang kita berangkat ke rumah sakit! Kesian Ken udah nungguin elo!” seru Virgo lagi, anak itu baru aja gue meluk sebentar, eh ternyata dia udah bosen, hehe memangsih kita kan belum pernah pelukan semenjak masuk SD.
“oh iya Ken!” seru gue sambil mengingat.


BERADa DIRUMAH SAKIT.
Gue melangkah menuju kamar Ken, disana gue melihat Ken yang terbaring lemah tapi dia siuman senang emang melihat dia siuman. Namun tak gue tangkap ada sosok ortunya disana, kasihan dia dimana orang tuanya? Apakah orang tuanya tidak memperhatikan anaknya itu? Berjuta pertannyaan muncul di benak guepun nggak bakalan terjawab kalau gue nggak bertanya ama Kennya sendiri.
Hampir aja air mata gue mau jatuh di pipi n sekitarnya, namun Virgo manusia yang bisa tahan dan bisa menepatkan kondisi itu, membuat gue sadar kalau gue nggak boleh nangis didepan Ken, gue tahu Ken udah banyak menderita. Dia harus mendapatkan senyuman dari orang-orang didekatnya. Betapa sangat bahagianya jika kita bisa melihat orang lain tersenyum lepas.
“Ken, elo harus kuat yah nanti!” seru gue sambil memegangerat tangan Ken, namun Ken hanya bisa tersenyum melihat tingkah gue yang seperti itu.
“Cin, gue akan kuat disana, gue sayang sama elo cin, gue berharap ketika gue bangun dari sakit gue ini! Elo mau jadi orang spesial gue Cin!” seru Ken yang nggak pernah gue duga.
“gue akan jadi orang spesial elo! Bukan karena penyakit elo, tapi karena gue bener-bener sayang sama lo Ken!” ujar gue dengan penuh keyakinan, Virgo yang melihat itu, langsung tersenyum senang. Akhirnya Ken dibawa suster serta Kak Radit menuju ruang operasi, dengan terus menjauh dari gue dia tersenyum penuh semangat, gue yakin dia bakal sembuh, dia bakal sehat lagi. Gue yakin itu.
BEBERAPA JAM KEMUDIAN
Akhirnya Kak Radit keluar juga, dari ruang operasi yang super lama itu. Gue berhamburan menuju ketemapat Kak Radit dan menatap kak Radit penuh tanya. Tapi semakin gue menatap Kak Radit penuh harapan, raut makanya semakin kusam, seperti tidak ada kehidupan lagi di dunia. Gue sedih banget, bener-bener sedih, air mata gue bercucuran. Gue nggak tahu gue mesti ngapain, tiba-tiba Kak Radit mulai tertawa yang tampak ditahan, dan Pak Dellon datang karna pastinya dia mau menjenguk keadaannya Ken.
“lho kenapa dit?” tanya nya tiba-tiba gue mulai menghapus airmata gue yang jatuh di pipi gue.
“ gue habis ngerjain ceweknya Ken nih!” seru Kak Radit, NGGAK SOPAN maki gue dalam hati.
“jadi Ken selamat kak?” tanya gue semangat kembali.
“kamu udah jadian sama Ken?” tanya Pak Dellon, membuat gue terdiam dan membisu.
“begitu lah pak kira-kira!” seru Virgo sembarangan tuh anak memang kelewat yah. Lihat aja nggak bakal gue kasih ampun, tapi disatu sisi gue seneng banget Ken selamat dari operasinya dan gue bisa sering-sering sama-sama dengan Ken. Setelah Ken sembuh nanti gue bakal kasih kejutan dengan dia.

BEBERAPA HARI SETELAH KEN OPERASI
“gimana Ken keadaan kamu?” tanya gue menggunakan bahasa yang lumayan kaku di lidah gue.
“yah lumayan membaik lah, kalau nggak bisa bahasa kamu-aku pake elo-gue aja Cin!” ujar Ken yang diiringi tawa dari dia. My god ternyata si Ken manis plus ganteng juga yah. Pokoknya nggak ada yang bisa nandingin deh.
“nggak kok, gue nggak!” ups, akhirnya secara tidak langsung gue keceplosan. Gawat dia bakal ngakak nih. Dan ternyata dugaan gue bener.
“hahahahaha, elo cin bisa aja! Kita resmikan cin?” tanyanya tiba-tiba, dia masih meragukan sayang gue sama dia.
“iya l.a kemaren kan elo yang nembak gue!” seru gue seketika sambil mengelus-elus pipi mulusnya, hampir tidak ada satupun jerawat yang berani nempel dipipinya yang super mulus itu.
“thank’s ya Cin elo mau nerima gue dengan keadaan gue yang kayak gini!” seru Ken sambil melihat sekujur tubuhnya, wajar kalau gue bilang dia kurus. Semenjak dia sakit, rambutnya mulai rontok dan gue yakin bentar lagi juga bakal tumbuh lagi. “gue pacaran nggak butuh Cinta yang gue butuh kasih sayang!” nah ini dia kata-kata yang buat gue terpesona, iya lah gue sama dia hampir sama, “pacaran nggak butuh cinta tapi sayang yang tulus” gue hanya tersenyum manis semanis coklat.
“Ken orang tua elo nggak elo kasih tahu?” tanya gue tiba-tiba, lalu dia tersenyum dan kemudian dia malah cemberut dan menelan ludahnya sendiri, namun akhirnya dia menjawab juga.
“sampai saat ini mereka aja belum nelfon gue!” serunya sambil menatap tajam kearah gue, “sejak tiga tahun lalu gue udah ditinggal kerja begini, walaupun apa yang gue mau pasti dikabulin sama semua ajudan bokap gue, tapi tetap aja banyak yang kurang!” serunya tiba-tiba.
“gue yakin bonyok lo pasti sayang juga sama elo! Bahkan sayang nya melebihi sayang gue dengan elo, bukan gue nggak sayang sama elo! Tapi sayang ortu itu lebih besar dari siapapun!” seru gue mencoba menghibur Ken.
“iya, mungkin itu berlaku terhadap keluarga elo!” seru ken kemudian, semenjak gue jadian sama Ken dan Ken resmi menjadi BF gue, dia banyak cerita tentang masa kecilnya. Betapa sepi dan tidak enaknya menjadi seorang Ken, walaupun harta berlimpah dan rumah mewah, tapi dia kekurangan kasih sayang. Gue bersyukur punya Kakak kayak Virgo dan Kak Adit, mereka semua sudah bisa berfikir dewasa sehingga guelah anak yang disayang dirumah.
AKHIRNYA KEN PULANG KERUMAH
Kepulangan Ken dirumah seperti menyamput para pembesar negara, gue, Virgo, Pak Dellon dan tentunya Ragina, sama-sama nganter Ken sampai rumah. Ternyata selain Ken pulang kerumah, ortu Ken juga bakal pulang, setelah setahun yang lalu nggak balik lagi. Dan hanya meninggalkan semua pesan suara dirumah nya.
“kenapa mengkerut Ken?” tanya Regina sambil duduk disalah satu kursi yang tadi dipersilahkan duduk dengan sipemilik rumah.
“nggak kenapa-napa, kalian disini aja dulu ya, sampai bonyok gue pulang! Mau yah pak?” tanya Ken pada Pak Dellon entah apa yang dia pikirkan sehingga gue dan yang lainnya dilarang pulang dulu.
“tenang Ken, kita nggak bakal pulang kok!” seru Virgo sambil memasukkan Hpnya kedalam katong celana Jinsnya, “asalkan gue bisa fhoto bareng plus dapat tanda tangannya bokap elo sekali gus!” seru Virgo penuh samangat.
“elo ngefens sama bokap gue, dia kan bukan artis go?” tanya Ken bingung.
“yah, walaupun dia bukan Artis, tapi gue udah terlanjur ngefens sama dia!” seru Virgo tersipu malu. Anak itukan emang suka kayak gitu kalau ketemu sama orang yang bener-bener disukai dia.
“elo, mending ngefens nya ama gue! Kan jelas temen sekelas lagi!” seru Ken sambil menatap gue dengan tatapan penuh hangat. My god betapa senang nya diri ini.
“gak bakal yah, gue ngefens sama elo! Emangnya elo siapa?” tanya Virgo sambil melotot kearah Ken. Tiba-tiba gue ngeliat para pembantu Ken pada berhamburan kedepan, “ada apa ya?” tanya gue dalam hati, Ken tersenyum penuh makna dan langsung berdiri menuju pintu depan yang emang nggak jauh dari tempat kami duduk ramai-ramai. Tiba-tiba Bonyok Ken memasukin rumah megah itu, dan semua pembantu menundukan badannya, yah bisa gue bilang mereka sangat dihormati disana, gue pernah juga merasakan yang namanya dihormati gitu. Tapi pas gue sama keluarga gue ke restauran ala jepang gitu deh.
“hy Pi, MI!” seru Ken sambil memeluk kedua orang tuanya, emang sih kelihatannya Ken sangat manja. Namun wajarlah utuk anak seusia dia yang dari dulu sering ditinggal orang tuanya keluar negri. Kalau perusahaannya bokap Ken bukan main keluar kota lagi udah keluar negri. Syukur aja Virgo banya cerita tentang keluarga Sudrajat Dininggrat kan gue bisa PDKTE ama nyokap Ken. Untung-untung direstuin pacaran.
“maaf yah Ken, Papi sama Mami nggak bisa jenguk kamu!” seru Papinya kemudian dengan ramah, ternyata benar Bokapnya sayang banget sama dia. Dan Ken hanya menjawabnya dengan anggukan saja.
“Lho ini siapa Ken?” tanya Nyokapnya penasaran melihat kami ngumpul di rumahnya itu, karna pak Dellon yang paling tua diantara kami bertiga nggak termaksud Ken, kami mempersilahkan Pak Dellon untuk duluan memperkenal kan diri.
“saya Dellon Pak Buk! Saya Gurunya Ken!” seru Pak Dellon penuh dengan keramahan, Pak Sudrajat hanya tersenyum manis dengan tampang yang sangat ramah.
“kalau saya Virgo Om,!” seru Virgo tiba-tiba memang anak itu aneh, “oh iya om boleh tolongin saya nggak?” tanya Virgo tiba-tiba, anak aneh belum kenal aja udah minta tolong. Kok malu-maluin gue ajah tuh anak.
“emangnya om bisa bantu apa?” tanya Bokap Ken ramah, bukan maen gue aja terkejut dengan keramahan Bokap Ken sama seperti apa yang telah dicerita ama Virgo.
“nih om, saya pengen banget foto bareng sama om!” serunya tanpa malu-malu, tuh anak emang malu-maluin gue ajah.
“ouh boleh aja! Emangnya nggak ada artis yang bisa kamu ajak fhoto bareng!” serunya dengan nada yang super kocak.
“bukan gitu om saya salut sama om!” seru Virgo.
“ouh iya donk Igo salut dengan om, diakan pencinta teknologi om!” seru gue nyambung lalu Virgo hanya nyengir.
“wah ini pacarnya Ken yah?” tanya Nyokap nya Ken, yah bisa dia tebak gitu karena gue berdiri tepat disamping Ken. Ken dan Gue hanya bisa senyum-senyum ketika dia bilang begitu.
Ehm, beberapa hari setelah kepulangan Ken kerumah dan perubahan perhatian orang tua Ken yang berlebihan. Enaknya Virgo dia bisa magang di salah satu perusahaan teknologi bapak Ken. Nah, kembali kecerita semula, ceela emang barusan gue cerita apa. Nggak la, maksud gue kembali kecerita sekolah. Dimana canda tawa dan lain-lain nyampur disana. Hari ini hari paling spesial bagi gue, iya donk dimana hari pertama Ken masuk selama sebulan dia nggak masuk. Emang rada aneh anak-anak ngeliat Ken tapi nggak lebih aneh kok, yang aneh tu Cuma kepalanya yang Botak itu aja sih. Hehehehehe
Di kelas yang kayak neraka ini, kami kembali berbaur. Menarik dan indah buat di rasa, anak-anak di kelas ini tidak pernah pergi atau bahkan ingin pindah, gimana nggak dimana tidak ada yang saling menyinggung, tersudutkan dikelas ini. Tapi ada satu orang yang makin panas ketika melihat gue jalan bergandengan berdua dengan Ken, tak lain dan tak bukan Si ketua osis yang sempat gue tolak.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar