Jumat, 11 Maret 2011

GagaL NgK aDa D dLaM KaMus OrG sUkSeS...


Pengen buat cerita semenarik ayat-ayat cinta atau laskar pelangi, atau paling nggak gue bisa buat cerita sekocak kambing jantan atau Gangway. Namun inilah gue seorang penulis amatiran yang hanya bisa merangkum kata-kata dengan penuh hati yang sangat senang, walaupun nantinya tulisan gue bakal dihina, bakal dicampakan bakal nggak diterima. Namun so what, kata pepatah yang gue buat sendiri, “kalau belum mencoba kita nggak bakal tahu seberapa sih kemampuan kita” . nah setelah memikirkan penulis-penulis terkenal yang merintis karirnya dari susah-susah dan tidak berarti. Akhirnya gue mendapatkan ide sesuatu, simak baik-baik ya teman semua. Cerita ini dari kehidupan nyata gue.


Perasaann apa yang terjadi pada diri ku, tiga hari sebelum babak penentuan. Aku sudah menangis ketakutan, aku sudah bersedih tak karuan. Apakah itu sebuah pertanda bahwa aku bakal gagal. Tak ada yang tau apa jawabannya. Yang jelas bersabar dan tawakal kunci utamanya. Hari-hari yang begitu lama menurut ku, nyesal kenapa aku selalu terkait dengan nomor dua puluh tujuh, apa kah akan menjadi nomor keberuntungan bagi aku ataukah menjadi nomor yang sangat-sangat sial bagi aku. Sungguh aku tak pernah minta ini terjadi.
Dari awal aku mulai berperang aku mulai tidak merasakan nyaman dengan perang itu, perang yang mungkin dapat dibilang sebagai dari ujian akhir bagi para murid atau siswa yang sekolah, kata orang “gagal itu menyedihkan, gagal itu terhinia. Dan gagal menghambat seseorang untuk menjadi sukses, dan bisa juga dibilang bencana besar bagi kehidupan masa depan”. Aku mulai bertanya pada diri ku sendiri. “Jika aku benar-benar gagal, apakah aku akan menjadi orang yang terhina, dan aku tidak punya masa depan, terpuruk meratapi nasip yang sangat-sangat menyedihkan ini?” pertanyaan itu terus saja mengganggu pemikiran ku.
Yang baca pasti ilfilkan liatnya, tapi gue nggak perduli, apapun cemooh orang tentang diri gue, gue nggak pernah perduli. Banyak perjalanan hidup gue yang berarti bagi gue, yang patut orang gagal baca juga. Gue hanya mencoba menuangkannya dalam sebuah karya gue, yang mungkin bakal dicampakan, gue nggak berharap disanjung, tapi gue berharap mereka dapat tahu bagai mana harus menjalankan hidup yang sebenarnya.
Malam sebelum aku mendengar penentuan itu, aku bermimpi bahwa aku menaiki sebuah tangga yang sangat tinggi, ketika aku ingin menaiki tangga yang terakhir aku terjatuh, hampir saja aku menyelesai kan pendakian ku yang tinggi. Namum malang aku terjatuh. Lalu sentak aku terbangun, ku bangunkan kedua orang tua ku yang sedang asyik tidur. Mereka berpesan pada ku “seandainya kau mendengar pengumuman itu, bukan seperti yang kau harapkan! Belajar tabah dan tawakal”, aku kembali lagi tidur, hingga pagi menjelang. Dalam pikiranku, aku tidak pernah memikirkan kalau aku bakalan sukses dan lulus untuk mencapai sebuah cita-cita ku.
Namun yang aku fikirkan adalah, apakah aku gagal? Apakah kata keluarga nanti? Apakah mereka bakal malu dengan aku?. Aku terus dihantui dengan rasa takut dan takut, aku terus membayangi bahwa aku adalah orang yang gagal, sejak awal ujian pada tanggal 27 Aparil 2009, angka 27 April yang menurut ku adalah angka paling-paling sanggat sial, bagai mana tidak, sejak dulu keuangan orang tua ku selalu macet pada angka 27, ulan tahunku tidak pernah baik pada tanggal 27 juga, jadi aku sering memfonis kalau angka 27 angka yang sangat-sangat sial. Hari itu aku putus kan untuk berpuasa siapa tau kalau aku sedang puasa yang semula aku bayangkan aku bakal gagal, kini menjadi terbalik.
Maaf yah, di jeda dulu bacanya. Mungkin sebagian ada yang benar-benar membacanya, ada juga yang sedang iseng-iseng aja membacanya. Gue mencoba mengumpulkan kekuatan yang lebih untuk misa meyakinkan bahawa diri gue, dapat lebih baik dari orang lain. Dapat berfikiran lebih baik dari orang yang berhasil. Dan gue harap, teman-teman yang sama seperti gue, nggak lantas jatuh dan mencoba mengakhiri hidupnya.
LETS GO BACA, DAN GUE HARAP ELO BACA SAMPE HABIS
Semua hanya mimpi, sudah aku paling datang nya lama, sekarang aku juga yang harus mendapat hal yang seharus nya tidak aku dapat kan. Semua bayangan ku terjadi, sebelum kami mendapatkan pengumuman seorang guruku ketika melihat aku dan ibuku, dia sentak menangis, ada apa dengannya? Sedangkan wali kelas ku yang sedang hamil, ketika melihat ku dia langsung duduk dibelakangku, aku tak heran. Harusnya aku heran kenapa ini terjadi. Beberapa polisi sudah menunggu disekolah. Sampai pada akhirnya pembukaan amplop kelulusan dimulai.
Aku tidak pernah sedih dengan apa yang aku dapat, aku mendapatkan kata TIDAK LULUS disebuah kertas pemberitahuan, hati ku bergejolak, “apa yang terjadi?” aku tidak sadar aku tidak pernah tau kenapa-kenapa ini? Sentak wali kelas ku langsung memeluk ku, kemana sahabat-sahabatku kemana mereka, kemana orang yang sering nyontek saat kami ujian. Aku hanya bersedih, tanpa menangis meraung-raung dan pingsan seperti apa yang dilakukan oleh teman-teman ku.
“jangan sedih nak! Jangan menangis, masih ada hari esok buat kamu!” seru wali kelas ku, kepada aku, sambil ia memeluk ku, aku mengangguk sambil tidak sanggup mengucapkan kata-kata ku lagi. “tuhan apa sebenarnya terjadi, kenapa aku tidak bisa tegar! Kenapa aku tidak bisa masuk di sekolah terfavorit!” batin ku, aku menganggap ini bohong, betapa tidak adilnya. Teman-teman ku yang sudah difonis sama semua guru tidak bakal lulus malah mereka yang lulus. Namun sudah lah toh ini semua sudah terjadi, aku tidak bisa menyalahkan nasib ku juga.
Aku meneteskan air mata ku, tepat dipelukan orang tua ku, aku tak berharap ada yang melihat ku. Semua orang bersenang-senang. Termaksud juga dengan sahabat-sahabat yang katanya selalu setia menemani aku. Namun nyatanya ketika mereka melihat aku gagal seperti itu, apakah mereka mau berteman dengan ku lagi, mereka hanya memanfaatkan aku selama ini. “maaf kan aku ibu, aku tidak pernah bisa membanggakan mu!” ucapku pelan “aku tidak seperti kakak dan abang ku, yang selalu saja membuat mu tersenyum senang, melihat mereka selalu saja bisa membanggakan mu!”
“tenang lah, Kau masih mempunyai masa depan yang sangat cerah anak ku! Perjalanan mu bukan sampai sini saja, masih panjang dan masih banyak cara!” seru Ibu ku menyemangatkan aku, oh My god apa yang terjadi, dia tidak marah. Aku ini gagal, aku tidak seperti kakak dan semua saudara ku. Dalam istilah keluarga tidak ada kata gagal. Atau mungkin karena belum ada yang gagal makanya ALLAH memberikan kegagalan melewati aku, kenapa harus aku? Aku selalu saja mengeluh dengan nasib ku, aku tidak pernah tau kenapa nasib ku begini, aku sering menangis, aku dikucilkan dipergaualan, aku sering dihina, bahkan anak-anak yang lebih dari pada aku menjauhi aku. Dan kejadian itu membuat aku sadar “bahwa ALLAH percaya aku lebih tabah dari saudara-saudara ku. “
“terima kasih bu atas semua ilmu ibu, yang ibu berikan pada saya! Saya akan mempergunakannya sebaik mungkin! Maaf bila saya ada salah!”ujar ku, sentak semua guru yang aku minta maaf mereka terkejut termaksud juga dengan kepala sekolah. Dia malah bilang dengan ku, “jika kelulusan ditangan sekolah, saya akan menggantikan kamu dengan anak-anak yang bermasalah selama ini, namun apa daya kalau kami tidak sanggup untuk mendapatkannya.” Aku tersenyum kepada kepala sekolah.
Aku dan Ibuku pulang dengan perasaan yang tidak bisa aku lukiskan, aku ingin menangis, untuk apa aku ingin menangis, dan kalau aku ingin tertawa, bagai mana caranya. Oh tuhan, aku tidak tau lagi bagai mana seterusnya. Sampainya aku dan ibu dirumah, Bapak dan Kakak ku tidak percaya bahwa aku gagal, sesaat aku tengah baring-baring dirumah. Teman, teman yang selama ini yang sering pulang dengan ku. Datang kerumah dia ingin tahu keadaan ku, dia ingin tahu bagai mana aku. Ketika ia ingin melangkahkan kakinya masuk dirumah ku, tampak jelas, di mata ku, kalu dia akan menangis. Namun air matanya tidak jadi ia jatuhkan ketika dia tidak sama sekali mendengarkan isak tangis dan air mata dari mata ku. “betapa tegarnya aku”
Keesokan hari nya, sebelum aku mengepostkan cerpenku yang ingin aku ajukan sebagai perlombaan, aku datang kesekolah dulu. Aku bertemu dengan kepala sekolah, dan sempat cerpenku dibaca oleh kepala sekolah TAK SELAMANYA GAGAL ITU MUSIBAH sebelum dia membaca ibuku bebicara bahwa cerpen itu aku buat sebelum aku mendengar pengumuman itu. Guru-guru semua aneh, mata ku tidak sama sekali sembab. Kepala sekolah, terlihat meneteskan air matanya.
“semoga kamu jadi seperti Jovan ya!” pesan Ibu kepala sekolah.
“iya bu, semoga saya menjadi seperti Jovan!” ujar ku sambil membungkus rapih cerpen itu kedalam amplop. Aku dan ibu ku meninggalkan sekolah kami langsung menuju kekantor pos dimana kami mengeposkan paket ku sampai ketempat tujuan. Sore itu Ibuku berniat untuk pergi ke luar kota. Orang tua ku tidak mau aku frushtasi dan nekat bunuh diri, tapi aku tidak berfikir pendek seperti apa yang dipikirkan semua orang “gagalku bukan berati hidupku akan musnah.”
Sampainya di kota itu, aku mendapatkan sekolah yang berstatus teknik komputer dan jaringan, lika-liku kehidupan aku disana dimulai, mulai dari hidup jauh dari orang tua sampai aku dilupakan oleh teman-teman SMP ku, namun so what gitu lho, gue nggak perduli. Yang penting kepercayaan diri aku bakal membawa aku mencapai titik puncak kesuksesan ku, itu yang aku pedomankan, dan akan aku tunjukan bahwa jatuh di anak tangga nomor dua itu tidak sesakit jatuh ditangga nomor terakhir. Sekolah ku yang baru memperkenalkan aku dengan orang-orang yang baru dan yang berpergaulan yang baru, sungguh mengesankan awalnya.
Gue mungkin salah satu anak yang nggak tahu malu, tapi gue cuek, gue masa bodoh. Yang penting ketika gue mengijakkan kaki dijenjang berikutnya lebih baik dari pada apa yang orang-orang bicarakan.
Namun lama kelamaan, aku mulai sadar mereka dan teman-teman lama ku sama saja, berkoar “kami adalah sahabat mu, kami setia, sahabat tidak akan menghianati!” namun pada akhirnya mereka juga yang merobek semuanya, berkat keberhasilannya menjadi orang pertama dikelas, persahabatan itu sedikit demi sedikit retak, aku akhirnya mendapatkan teman baru, dia bekas tetangga ku dulu. Dan sekarang dia pula yang telah menjadi sombong banyak di taksir dan mendapatkan peringkat, sedangkan yang lain hanya biasa-biasa saja, teman nebengku pun telah lama berhenti sekolah, sayang padahal dia tidak bodoh untuk anak seukuran dia, namun nasib yang tidak berpihak padanya, biaya sekolah yang terlalu mahal dan keadaan orang tuanya yang sangat tidak memungkinkan untuk dia bersekolah lagi.
Kembali semester dua, berati hampir satu tahun waktu normal aku berda dikota ini dan hidup jauh dari orang tua ku, hanya seorang kakak yang bukan pegawai negri yang menghidupkan ku saat ini, semester ini aku dinobatkan menjadi orang nomor satu dikelas “neraka” itu julukan pada kelasku oleh guru-guru yang masuk, atas berkat kerja kerasku selama ini aku bangga mendapatkan peringkat pertama, aku baru menyadari “aku gagal bukan berati aku itu bodoh” seru ku banyak orang yang membagakan dirinya lulus dengan hasil terbaik namun apakah dia cukup percaya diri? Apa kah dia tidak pernah merenung? “nilai un ku bagus, apakah ini hasil murni keringat ku?” Tanpa ada bantuan maka tak akan ada hal itu terjadi. Aku sungguh yakin bertapa mirisnya mereka kalau mengetahui hal menyedihkan itu, aku yakin kalau peran guru dibalik layar itu ada. Sekolah elit mana yang mau anaknya tidak lulus.
Aku didudukan dikelas yang paling bergengsi disekolah, sungguh takjup anak-anak yang super genius duduk diantara ku, aku mengenal anak-anak yang benar-benar genius kali ini, aku mendapatkan teman-teman baru yang semula aku fikir mereka cukup sombong. Sepi tenang, itu yang terjadi dikelas bergengsi itu, terlontar di benakku “alangkah enaknya menjadi orang genius dan duduk diantar orang genius,dari pada menjadi orang jenius dan duduk diantara orang yang gombolknya minta ampun”
Saat itu ketika pelajaran Instalasi Lan, pelajaran produktif atau yang lebih dikenal dengan pelajaran kejuruan, aku mendapat berita kalau ada orang yang menggosipkan aku kalau aku rengking satu hasil nyontek, nggak perlu aku sebutkan siapa disini orang nya namun aku cukup tau siapa dia dan kenapa dia bilang begitu aku teringat akan kata-kata yang pernah aku baca di sebuah buku, “orang yang membicarakan orang lain berati dia itu iri, dan orang itu tidak mempunyai perkerjaan yang berarti!”
“kalian kalau tidak percaya pada aku terserah yang jelas, aku bukan manusia seperti itu!” seru aku sambil berbisik-bisik karena takut dia akan marah kalau dengar, sebenarnya tak masalah bagiku kalau dia akan mendengarnya atau tidak yang jelas, aku takut guru itu marah padaku.
Hay teman yang telah menghianati ku, ingat lah satu hal, kedok mu dan kebusukan mu akan sesegera tuhan tahu, tuhan tidak akan menyembunyikan kebusukanmu, tuhan akan memamparkan kebusukan mu kelak, walupun tidak sekarang, satu per satu teman yang mulai menyukainya malah menjauhinya, bagai mana tidak omongan besar tidak kenyataan sok pintar dan segalanya. “ya tuhan, maafkan saya yang telah membicarakan orang ini, tapi aku hanya ingin mereka tahu bagai mana perasaan aku ketika ia gitukan aku, aku tidak akan membalasnya dengan omongan dan fitnahan juga, namun aku yakin kau akan memperlihatkan satu-persatu kejelekannya pada mereka!” aku tak pernah memperdulikan bagai mana aku mendapatkan teman, aku berfikir bahwa, teman bisa datang kapan aja kalau kita mau, tapi Ilmu cukup satu kali kita kejar.
Semester satu setelah kenaikan ini, aku dinobatkan sebagai peringkat nomor enam di empat kelas disekolah, dan teman yang menghinaku tadi adalah orang yang ke delapan belas kalau aku tidak salah, tapi aku bangga dengan diri ku dikelas yang berisi puluhan anak genius dan aku masuk di peringkat ke enamnya, namun aku tak lekas puas aku akan giat belajar agar cita-cita ku menjadi kenyataan, dan akan aku tunjukan -kepada guru-guru dan semua teman-teman SMP bahwa anak nggak lulus bukan berati harus merasakan sakit sepanjang masa, aku tidak mau menjadi orang yang bodoh, tidak lulus lantas loncat dari atas gedung paling tinggi, minum racun ataupun bergantung diatas tali dengan melilitkan tali keleher, itu bukan aku, kawan “mimpilah setinggi-tingginya dan usaha mewujutkan mimpimu, maka tuhan akan memeluk dan mewujutkan semuanya” setidaknya itu kata yang bisa aku petik dari pelajaran hidupku sekarang “dan percayalah tuhan akan selalu memberikan kita pelajaran yang berharga”

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

1 komentar:

Posting Komentar