Rabu, 13 Oktober 2010

Belajar Buat Menghargai Kemampuan orang lain

,hay guys, gue kembali lagi nih hari ini, ngblog..... sambil mendengarkan kebisingan kelas gue yang nggak ada guru.... hehehehehe

kali ini gue bercerita tentang kemampuan orang lain, mungkin jadi cerita yang mantap dan mungkin juga jadi cerita yang super biasa ajah.........................................

mungkin nggak bagus sama sekali....................

tadi so what, gue mau bercerita dengan rekreasi yang banyak banget,........
whaaahaaahaahaahaahaahaa

dalam hidup ini kita nggak boleh egois apalagi mau menangsendiri, itu mah perbuatan yang merugikan diri sendiri,........

orang pintar, sibuk dengan kepintarannya, orang bodoh sibuk mencari pertolongan.............

coba di fikir siapa yang rugi'
tanpa orang bodoh tidak ada orang pintar tanpa ada orang pintar tidak ada yang bodoh....

nggak selamanya orang pintar bisa di semua bidang akademik maupun non aka demik ,,,,,
nyambung nggak sih omongan gue....???? tanpaknya nggak..
tapi seperti apa kata ku tadi, so what gitu loh....
emangnya gue pikirin ,,......

ada kalanya juga orang bodoh itu pintar........, jangan besarkepala donk bagi anak yang otak nya hampir setara dengan prosessor core2duo........(komputer yang paten kan?)

belajar menerima orang lebih mampu dari pada kita itu lebih bagus dari pada, kita menguasai semuanya tanpa memberikan kesempatan bagi orang lain yang jelas-jelas belum bisa...........

gue sering liat orang yang maunya pintar sendiri,...........
terkadang sih menjengkelkan. namun orang nya sendiri aja nggak mau mengalah.......
nah itu dia mulai sekarang kita berantas egois sendiri..... belajar mementingkan orang lain...........

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Jumat, 08 Oktober 2010

Kata_kata Yang membangun

Hy Guys apa kabar nih????



Kalian udah pada kenal belum yang nama nya Pak Mario Teguh................
yang sering tampil hari munggu malam itu loh di Metro Tv dengan acara GoldenWays
jadi gue kutip dari kata2 dia ajah...........................................
gue sih nggak bisa buat kata-kata sebagus dan semenarik dia.........

Televisi bisa sangat berguna,
tapi ada orang yang menonton TV
sebagai pribadi pasif
yang suka menonton orang lain aktif
dalam hidup yang sibuk dan produktif.
...
Yang di sisi dalam layar kaca itu,
bekerja keras dalam hitungan detik,
untuk membangun rating dan audience share yang baik.

Anehnya, orang yang di sisi luar itu,
sudah merasa mengisi hidupnya
dengan pekerjaan yang berguna,
hanya dengan menonton.




Kebaikan hidup dibangun oleh hal-hal yang kita selesaikan.

Semakin besar jumlah pekerjaan yang Anda selesaikan,
kehidupan Anda akan semakin damai dan mampu.

...Lihatlah ke dalam impian dan pikiran Anda.
Apakah isinya hanya angan-angan dan rencana
yang tidak pernah melihat bentuknya dalam
pekerjaan yang sesungguhnya?

Hidup Anda penting.

Janganlah hanya rajin memulai,
tetapi malas menyelesaikan.

huhuhuhuhuhuhuh
sebagai pembantas ajah sih...........
sebenarnya

Tuhanku,

Engkau demikian pengasih
sehingga aku tak mungkin Kau telantarkan,

...Kekasih-Mu yang kecil ini memang agak nakal,
belum ikhlas meninggalkan kesenangan
yang tak penting, suka menunda
tapi tak sabar menuntut rezeki.

Aku letih dengan keadaanku selama ini.

Aku memohon,
dengan kuasa-Mu yang tak terbatas itu,
barukanlah aku esok pagi,
ringankan dan segarkanlah jiwaku,
agar aku sesuai
bagi hidup yang baru.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

Sabtu, 02 Oktober 2010

SuPeR DuPeR BiG GaJaH B'ThUnDer

Hy, guys.........
kali Ini cerBung...........
gue nggk terlalu perduli kalau seandainya nggk ada yang baca atau yang kunjungin..................
Blog Ini cuma hanya sekedar pelanpiasan Hasrat................
ce ileh....................................
MaLaM minggu gini enakkan NgebLog, Dari pada Dugem ( hems, atau duduk gembel), atau hanya sekedar buat jual tampang di tepi jalan kayak orang mau minta sumbangan gitu UPS sory buat yang ngelakuin nya,.,....

oH iya...... seandainya ada yng baca Nih.......
aPa Lgi Buat Orang "Ndut" sama seperti "gUe" yang sama Ndut nya...............
JGn Trsinggung yahg.......



ems, foto nya sih sebenarnya buat ngeramaiin ajah sih...

Awal dari sebuah persahabatan
Malam itu dua orang cewek pergi kesebuah supermarket dengan fasilitas SPBUnya, sebelum mereka pergi berbelanja, mereka mengisi bensin terlebih dahulu. Perlu waktu lama untuk mengisi bensin motor mereka sebab pengantirian yang cukup panjang, nama kedua cewek itu adalah, Tyha dan Iema. Setelah mengisi bensin mereka menuju supermarket yang berada tepat disebelah SPBU. Setelah sampai disana, Iema sibuk memprarkirkan motornya, sedangkan Tyha sibuk meliha-lihat sekitar Parkiran Supermarket.
“oh, my God !” suara Tyha sepertinya terkejut, “ma…..iema…… tu orang, apa Gajah yah? Naek Thunder!” seru Tyha sambil memukul pundak Iema.
“apaan sih yha?” Iema sedikit marah, sambil memandang kearah Tyha memandang, “Oh my god, Kontainer besar Datang!”
“dia jalan aja, udah mau roboh nih dunia!”
“wih, badannya kayak gini….!” Membuat sebuah lingkaran besar dengan tangannya, buat si super duper BIG.
“super duper Big Gajah berthunder!” tiba-tiba saja Tyha memberikan julukan buat si super Duper BIG sambil tertawa-tawa. Mereka berdua selalu barengang, karena mereka berdua adalah teman satu kampus, Tyha mengajak Iema untuk tinggal dirumahnya saja, selain ortu Tyha yang tinggal di Ausi, untuk menghemat Biaya kos Iema juga. Melihat pria berthunder yang super duper BIG mereka selalu tertawa setiap kali mengingat kejadian itu. Lewat beberapa hari dari kejadian itu, mereka duduk berdua didepan rumah Tyha.
“Gimana yah, si Super Duper BIG Gajah berthunder itu sekarang! Apakah dia berubah kurus atau malah menjadi, Super-super Duper-duper BIG container Ber Thunder!”
“emangnya ada container naek Thunder, aduh malang nya nasib si thunder!” seru Iema sambil diikuti tawa dari Tyha.
“ aduh Iema lo tau nggak yang namanya istilah! Oh yah, ntar kita belanja yuk, disupermarket yang kemaren!”
“hayo, oh, tuhan pertemukan lah Tyha dengan si Super Duper BIG Gajah BerThunder!”
“ngapain gue mau ketemu sama si Super Duper BIG Gajah BerThunder! Bisa-bisa sial tujuh turunan gue!” seru Tyha.
“Ntar kalau Lo jadian sama si Super Duper Gajah BerThunder itu, jangan pakai Scupy gue yah! Ntar bisa jadi bangkai, karena besinya patah-patah semua!”
“ha, gue jadian sama dia, ogah mending gue jadian sama……!”seru Tyha yang belum menyelesaikan bicaranya, langsung disambung dengan Iema seenaknya saja.
“Anton, anak sebelah yang doyan makan tiga ratus mangkok persatu jam yang beratnya hampir dua ratus kilo lebih kurang!”
Malam itu entah malam yang sial atau membawa keberuntungan buat Tyha dan Iema, tumben banget malam itu Tia ingin membawa mobil Jazz nya yang biasanya hanya terparkir di Garasi rumah nya. Ada perasaan takut tumbuh di hati Iema karena untuk pertama kalinya Iema naik satu mobil dengan Tyha, walaupun Tyha telah mendapatkan sim A. tetap aja perasaan Iema masih takut, ia takut Tyha bakalan nabarak orang. Cara markirnya saat itu sangat ragu-ragu sehingga membuat Iema memasang seribu jantung untuk menghindari sakit jantung mendadak, akibat Tyha menyetir mobil yang ragu.
“Ty pelan-pelan yah! Ngeri gue……., gue aja udah make seribu jantung biar nggak mati mendadak! Sawan Mati gue!” seru Iema yang sembarangan bicara.
“emang lo udah pernah mau mati apa? eh, tenang aja deh lo! Gini-gini gue udah lulus sim A dari pada lo Cuma sim C! itu juga make metik!” seru Tyha dengan nada melecehkan.
“iya tapi markir nya hati-hati ntar nabarak orang tau!” Firasat Iema benar, dia menabarak sesorang yang tepat dibelakang mobilnya ketika memparkirkan mobilnya, “Brank!” entah apa yang Tyha tabrak namun suaranya cukup kuat terdengar hingga didalam mobil.
“tuh kan apa gue bilang , nabarak nih!” seru Iema yang langsung reflex keluar dari mobil. Tiba-tiba suaranya memecahkan keheningan parkiran super market, namun nggak ada satu orang pun yang mau membantu.
“oh my god, apa lagi ini?” Tanya Tyha sambil memegang kepalanya dengan kedua tangan.
“mampus gue, bisa kena sial tujuh hari tujuh malam kalau kayak gini! Gimana nih Ty mana nggak ada satu orang pun yang ngebantu lagi!” seru Iema.
“coba angkat aja yuk, ma?” seru Tyha nggak pake pikir panjang dan akal sehatnya.
“angakat? Mau ikutan mampus lo! Lihat deh pake mata makanya jangan liat pake idung lo! Badan kayak Gajah gini mau lo angakat!”seru Iema yang memiliki nada bicara asal-asalan.
“maksud gue, kita…..! apa yah?” seru si Tyha lupa ingin mengatakan sesuatu.
“aduh, mau masukin mobil lo juga terlalu kecil tau gimana nih?” seru Iema mulai bingung dengan keadaan orang itu.
“tapi ngomong-ngomong, dia si BIG itu kan?”
“kemana aja lo, lubang semut? Ia ini dia tau!” kata Iema, tiba-tiba seseorang kariyawan super market keluar melihat Iema dan Tyha sepertinya panik, dan dia langsung berlari menuju tempat orang itu.
“ada apa nih?” Tanya nya sedikit bingung.
“aduh plis tolongin kita donk! Angakat bareng-bareng si BIG!” seru Iema tanpa basa basi.
“BIG?” Tanya nya bingung.
“hehehe, nggak-nggak, maksud nya angkat cowok ini!” seru Iema yang salah bicara sepertinya.
“gimana Gue mau nolongin elo pada, nggak liat badan gue aja udah sama kayak tengkorak hidup! Mungkin tulang nya aja lebih besar dari pada badan gue ini!” seru Cowok itu dengan seksama.
“atau gimana kalau kita telfon Derek mobil!” seru Iema tanpa pikir panjang.
“lo gila ma, dia itu manusia bukan Mobil tau!” seru Tyha sambil memukul pundak Iema.
“mau gimana lagi?” Tanya Iema, sepertinya Fikiran Iema mulai kacau.
“atau kita minta bantuan dari pengunjung-pengunjung supermarket aja?”
“aduh, gimana nih! Mobil guekan kecil ntar rusak gimana! Bayar nya mahal tau!”
“pelit amat lo Ty, untuk nolongin orang aja!”
“bukannya pelit! Nih bayangin aja ya, ntar bayar rumah sakit dia, trus perbaiki mobil! Otomatis, Jok mobil gue mesti di ganti semua, ntar kalau dia minta ganti rugi gimana?”
“sumpah, baru pertama kali gue ketemu orang kayak lo Ty! PELIT!”
“udah-udah jangan barentem, kebetulan ada truk, yang ngantar gallon tuh! Kita pake itu aja!” kata cowok itu sambil menunjuk Truk yang ada didepan supermarket. Butuh hampir tiga puluh orang untuk mengankat si SUPER DUPER BIG GAJAH Ber Thunder. Seorang dari mereka berkata “mau bayar berapa kita buat ngankat nih anak yang gedek nya luar biasa!”, butuh waktu setengah jam untuk sampai dirumah sakit. Yang menjaga Cowok BIG tersebut si Cowok kariyawan super market. Sampailah dirumah sakit. Dengan cepat cowok itu, memanggil beberapa perawat.
“aduh mas, gimana kita mau ngangkat nya nih?” seru salah satu perawat.
“gimana, kalau di seret aja sus?” seru Iema tiba-tiba.
“astagfirullah!” seru cowok itu sepertinya terkejut. Akhirnya Si BIG di seret ketempat tidur, dan beberapa suster , Tyha, Iema dan Cowok itu mengikuti jugakemana arah Si BIG, di bawa. Sampainya diruang UGD Tyha, Iema, dan Cowok itu dilarang masuk diruangan UGD. Entah apa yang terjadi dengan Tyha, dari tadi yang dilakukannya hanyalah mondar-mandir kayak setrikaan panas.
“Ty, nggak usah mondar-mandir donk, risih gue litanya!”
“aduh Iema, mati nggak yah tuh orang!”
“eh, jangan sembarangan ngomong donk! Jadi takut nih gue!”
“gue juga, masalahnya gue yang nabrak tau!”
“nah gue lo bilang apa, gue tepat di sebelah lo tau!” seru Iema dengan nada menantang.
“udah-udah, ikutan pusing gue!”seru si Cowok itu, menjauhkan mereka.
“dari pada kita berantem, mending kita kenalan dulu! Lo belum kasih tau nama lo kan!”seru Iema yang meredamkan permasalah mereka.
“oh iya lupa, nama gue Kevin! Nah lo pada?”
“nama gue Iema! Eh kalau dilihat-lihat lo itu cungkring ya? Udah kurus tinggi pula! Kaya orang cacingan!” seru Iema cuek dan tanpa melihat Kevin, Kevin udah biasa aja. Sebab udah banyak yang bilang kalau dia itu emang cungkring.
“kalau gue! Tyha Puji, anak paling cantik, N manis. Tidak sombong tapi…………!”
“Rada PELIT!” seru Iema menyambung pembicaraan Tyha.
“enak aja lo, gue bukannya pelit tapi menghemat tau!”
“apa bedanya!”
“aduh, udah-udah deh! Lo berdua pada berantem aja!” tiba-tiba seorang Suster datang menghampiri mereka bertiga, untuk menannyakan administrasi nya.
“maaf mbak ,mas, Administrasinya harus segera diurus, agar pasien dapat di rawat secara medis!”
“iya Sus, kita tau kok! Kita itu nunggu info keadaannya dulu!” seru Tyha ketus.
“tau nih, mbak….. ngak sabar banget sih! Kita pasti bayar kok!”seru Iema yang ikut-ikutan ketus.
“secepatnya yah mbak, mas?” seru Suster itu, agak sedikit marah, akibat di ketusin sama Tyha. Akhirnya yang ditunggu-tunggu keluar juga, Dokter yang tinggi dan lumayan Ganteng.
“keluarga pasien yang mana?”
“dia dok!” seru ketiga anak itu saling menunjuk.
“yang mana satu yang benar!”
“kita bertiga dok!” seru mereka berbarengan.
“keadaan, pasien tersebut nggak terlalu parah! Hanya saja dia Cuma luka ringan, sebentar lagi juga siuman!” setelah mendengar keadaan Cowok BIG, mereka langsung pergi ke Repsesionis untuk membayar semua administrasinya.
“jadi semuanya berapa sus?”
“semuanya satu juta enam ratus tiga belas ribu rupiah!”
“kebetulan gue bawa sejut ni! Lo pada nabahin yah?” seru Tyha, sambil mengeluarkan uang pecahan seratus ribuan.
“gue berapa yah?” seru cowok itu, “ gue adanya segini nih!” sambil mengeluarkan uang pecahan seratusribu, sepuluh ribu, dan dua ribuan, sisanya uang recehan.
“ya ampun vin, uang lo banyak, amet! Tapi tetep aja kurang!” seru Tyha.
“tenang-tenang, jangan panik! Gue ada banyak nih recehannya!”seru Iema yang menenangkan, namun dengan candaan.
“ma, jangan bercanda deh!” muka Tyha menunjukan marah pada Iema.
“maksud gue recehan lima puluh ribuan!” seru Iema tersenyum lebar, bagaikan orang yang nggak bersalah.
“eh ma,lo belajar bahasa Indonesia di mana ?” Tanya Kevin sambil menatap tajam.
“ kemaren SD gue belajarnya, sama orang Inggris!” menjawab dengan muka polosnya.
“eh ma, pantes lo masuk teknik Informatika! Belajar bahasa Indonesia itu sama, Bapak Boediono!” seru Tyha dengan nada kesal n ketusnya.
“udah, emergensi nih! Cepet lo punya uang berapa?”seru Kevin kesel karena dari tadi Iema asik bercanda.
“ Lima puluh ribu!” seru Iema mengeluarkan uang lima puluh ribuannya.
“ Itu lima puluh ribu atau lima ratus ribu?”seru Kevin sambil menggelengkan kepala.
“oh iya lima ratus ribu!” seru Iema sambil pergi menuju ruangan si Super Duper BIG Gajah ber Thunder. Namun kedua temannya masih mengurus biaya pengobatan si BIG.
“terimakasih yah Mbak? Oh iya, temannya yang tadi di lesin bahasa Indonesia yah mbak?” seru Suster itu tertawa kecil. Kevin dan Tyha pun berjalan menuju ruang perwatan Si super duper big gajah berthunder. Setelah mereka berdua masuk kekamar , terlihat Iema telah duduk lemas disofa yang di sediakan untuk para tamu yang menjenguk. Tampang Iema sepertinya lelah sekali.
“lo mau tidur, tidur aja ma!” seru Kevin, sambil duduk di kursi yang tepat berada di sebelah ranjang. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, Iema langsung mengankat kakinya di sofa.
“nih, anak memang yah! Nggak bilang-bilang dulu!”
“lo kalau mau tidur, tidur aja Ty!” seru Kevin dengan volume yang sangat pelan, dan hampir tidak terdengar.
“gimana gue mau tidur! Sofanya aja udah penuh!” seru Tyha kesal.
“ha, ato nggak di sebelah si Big nih!” seru Kevin dengan sedikit tertawa.
“ogah deh gue! Tidur disini aja deh!” sambil duduk di sebrang Kevin, “oh iya, emang lo nggak di marah tuh?”
“yah terima nasib deh! Nyawa tuh, lebih berharga dari pada pekerjaan!”
“Boleh nanyak nih?”
“nggak, emang nya ada yah UUD ngelarang orang bertanya, SOB kita kan demokrasi!”
“lo tamatan apa?”
“sementara ini gue S3!”
“wih, hebat lo!”
“yah lah, SD, SMP, n SMA! Jadi kalau di gabungin S3 kan?” seru Kevin sambil tertawa.
“elo Vin, ada-ada aja?”
“hehehe, bukan Kevin Pramana nama nya kalau sesuatu yang nggak ada!”
“ya iya lah, yang nggak ada itu SETAN o’on! Gue serius nih, sekarang kuliah nggak?”
“menurut lo, tampang gue yang ganteng ini gimana?”
“ih PD banget lo?”
“elo aja bisa PD apa lagi gue! Gue itu kuliah!” seru Kevin.
“oh ya….. jurusan apa n Kul dimana?” Tanya Tyha yang mulai penasaran.
“gue kuliah di STAN, jurusan akun!” seru Kevin, “eh kalau lo, pasti jurusan IP kan?”
“nggak!” sedikit kata dan mengeluarkan tamapang curiga.
“IP itu, ilmu pelitkan?” seru Kevin sambil melihat keadaan BIG, “nih orang lengannya, dua kali lipat paha gue!” sambil meletakan kepalanya dilengan si BIG karena empuk.
“cungkring, gue kan udah bilang gue itu menghemat, bukan pelit!” mereka asyik mengobrol sampai akhirnya Tyha tidak menyadari kalau Kevin telah tertidur, “nih anak, kelewatan kirim e-mail kek kalau mau tidur!” Tyhapun ikut tertidur.
Pagi menjelang, matahari semakin menampakkan dirinya. Dengan silaunya cahaya matahari melewati celah-celah jendela kamar , Iema pun terbangun dan Reflek melihat arlojinya.
“mampus gue, udah jam gini! Mana hari ini pratikum jaringan lagi!” dengan tanpa melihat keadaan temannya yang tertidur pulas. Dia pun langsung pulang dan bersiap-siap ke kampus. Beberapa saat Iema sampai dirumah dengan menggunakan ojek, Kevinpun terbangun. Niat awalnya ingin membangunkan Iema dan Tyha, tetapi tidak dijumpainya Iema di sofa dimana tadi malam dia tidur.
“Ty, Tyha, bangun! Si Iema mana?” Tanya Kevin bingung.
“apaan sih lo cungkring, gue lagi enak-enakan tidur!”
“eh Miss Pelit, lo liat tuh temen lo! Ngilang dia, ato jangan-jangan lo ngomongin setan tadi malam!” seru Kevin keliatan ingin menakut-nakutin Tyha.
“eh cungkring, jangan nakut-nakutin gue deh!” sambil mengeluarkan BB nya di dalam saku celana jinsnya. Sementara itu di tempat Iema, BB nya berdering cukup lama.
“siapa yang nelfon sih ngaggu aja! Dimana yah kabel LAN gue?” Iema pun mengangkat telfon, tanpa melihat layar BB.
“eh, lo dimana? Nggak pamit bagus yah?” seru Tyha dengan nada tinggi.
“gue hari ini ada Pratikum! Sorry deh, ntar pulang gue langsung kesana deh!” seru Iema mematikan ponselnya, tanpa menunggu Tyha menjawab. Sampainya Iema di kampus, dia langsung berlari menuju ruang Pratikum, ternyata Iema terlambat lima menit, kebetulan dosen yang mengajar lumayan Killer nya.
“maaf pak saya telat!” seru Iema sambil ngos-ngosan.
“nenek udah bau tanah juga udah tau kamu terlambat!” seru Dosen itu, ‘bapak apa bedanya bentar lagi juga out!’ seru Iema dalam hati.
“tadi malam saya di rumah sakit pak?” seru iema dengan menundukan kepalnya.
“emangnya saya ada nanya?” Tanya Dosen itu dengan nada tinggi, “ya udah duduk sana, karena kamu udah telat, kerjain tugas kamu dalam waktu sepuluh menit!”
“lambat banget pak?” Tanya Iema sambil tertawa kecil.
“saya nggak mau tau, siap-nggak siap, bukan urusan saya!” seru Bapak itu dengan nada garang.
“baik paaaaaaaaaaak!” seru nya panjang, dan pergi ketempatnya. Ternyata nggak butuh waktu sepuluh menit untuk nyiapin tugas, yang diberikan oleh Dosennya. Tiba-tiba, komputer yang digunakan untuk membuat system jaringan di lab itu. Iema putuskan secara otomatis jaringannya, sekaligus dia mematikan semua komputer yang ada didalam lab, beserta Laptop dosennya.
“Woi, siapa nih, yang matiin! Rusuh banget sih?” seru semua anak-anak didalam Lab.
“pak!” seru Iema mengacungkan tangannya.
“ada apa, pasti kamu yang bikin ulahkan?” seru Dosen dengan nada sedikit marah.
“hehehe, tapi sudah berhasilkan pak!” dosennya hanya mengangguk kan kepala. “jadi boleh keluar donk pak?”
“hem, sana!” sambil menggelengkan kepalanya kearah pintu.
“oke deh pak!” menggeluarkan senyum yang lebar, “bye…bye…., teman-teman selamat berjuang yah! Moga sukses.” Sambil melangkah kearah pintu Iema pun melambaikan tangannya kearah dosen.
“dada… bapak!” seru Iema.
“sayang saja kamu anak terpintar, di kelas saya! Kalau nggak udah saya skorsink!” serunya sambil menyuruh mahasiswa dan mahasiswi lainnya untuk mengulang pekerjaan mereka yang gagal akibat ulah Iema.
Sepanjang perjalanan menuju Kantin Iema BBM’n, dengan Tyha, sambil tertawa-tawa layaknya orang stress dijalan. Semua mahasiswa-mahasiswi yang berada di koridor sepanjang jalan, melihat tingkah Iema. Ternyata Kantin cukup ramai. Iema langsung memutuskan BBM’nnya dengan Tyha karena Iema lagi kepengen makan. Baru Iema menyuapkan Bakso kemulutnya, tiba-tiba Jony anak Fakultas Seni datang menghampiri Iema.
“OH…… Iema, dimana kah gerangan Adinda Tyha, yang kucintai berada!”seru Jony dengan sajak nggak pentingnya.
“hek..hek….!” bakso yang baru saja mendarat dimulutnya, terbuang dengan sia-sia, “hampir aja gue mati keselek Bakso utuh!”
“I’m so…sory! Dimana kah gerangan adinda Tyha berada! Apa gerangan hari ini kalian tidak bersama!” seru Jony masih dengan sajaknya.
“negk, gue liat lo bersajak Jon!” serunya meninggalkan Bakso yang Iema makan, baru kali ini Iema tidak menghabiskan makanannya, “mimpi apa gue tadi malem sampai ketemu orang kayak dia!”. Sedangkan Tyha marah-marah karena Iema nggak balik-balik kerumah sakit.

-------------------------***--------------------------



“kemana aja lo? Siang ini gue ada kelas nih!” setibanya Iema di kamar pasien, ia langsung di marah-marah sama Tyha.
“ia sory,sory!” seru Iema, “udah kalau lo mau pergi, pergi aja dia biar gue yang jaga!”
“gue belum mandi ni, sempat nggak yah gue mandi dulu?” Tanya Tyha kepada Iema.
“udah deh, nggak usah mandi lagi napa!”
“enak aja lo kalau ngomong! Emangnya gue elo!” mengambil tasnya langsung pergi, meninggalkan Iema beserta BIG. Untuk hari ini Tyha benar-benar pergi kekampus nggak mandi karena ia takut telat masuk kekelasnya. sedangkan Ditempat Kevin, ia di tegur sama bosnya karena semalam ia main kabur gitu aja, tanpa pamit.
“maaf pak, saya semalam bantuin orang yang kecelakaan, di parkiran super market kita! Kalau nggak di bantuin, ntar apa kata pengunjung, ntar….!” Seru Kevin nggak berhenti-henti ngomong.
“kamu kalau ngomong, nggak pernah pake rem yah! Ngegas terus!” seru Bos Kevin.
“ah bapak, bisa aja!” seru Kevin.
“ya sudah, pekerjaan kamu sudah selesai kan?” Tanya bosnya.
“udah Pak, saya udah mau pulang nih!” seru Kevin sambil menyium tangan Bosnya. Sebelum kembali kerumah sakit, ia pulang dulu kerumah dengan membawa makanan dan obat buat ayahnya yang sakit.
“pa, ini makan dulu Kevin bawakan makanan!” seru Kevin dengan sayang kepada Ayahnya. Setelah itu Kevin langsung menelfon Tyha untuk menjemputnya.
“ada apaan Cungkring!” Tanya Tyha kepada Kevin.
“Jemput Gue Miss Pelit?”
“mau gue jemput dimana?”
“jemput gue di super market aja deh!”
“ ya udah setengah jam lagi gue jemput lo, tunggu gue disana.” Kevin berpamitan dengan Papanya yang hampir Setengah tahun mengidap penyakit paru-paru, namun nggak ada biaya untuk mengobati ayahnya. Dari rumah Kevin nggak perlu waktu lama menuju supermarket. Ternyata Kevin dulu yang sampai di supermarket.
“kemana si Tyha katanya setengah Jam lagi!” tiba-tiba Tyha datang , dengan Jazz Pink nya yang mengkilap banget.
“cungkring, lo aja deh yang nyetir! Badan gue pegel-pegel, semua ni!” seru Tyha langsung duduk disebelah Kevin, “eh entar singgah di warung bubur ya?”
“ngapain?” Tanya Kevin bingung.
“si Big udah siuman sekarang dia lagi di jaga ma Iema tuh!”
“si miss Ngilang?” Kevin, sambil menyetir dengan senyum, “ di depan sana ada toko bubur, bubur disana enak deh!” seru Kevin menunjukan Toko bubur yang hampir dekat.
“ya udah kita kesitu aja!” seru Tyha mengyetujui usulan Kevin, sampainya disana Kevin yang turun untuk membeli Bubur buat si Big.
“beli berapa Miss Pelit?” Tanya Kevin berbicara melalui Kaca jendela Mobil.
“beli berapa yah?”
“dua puluh tiga gimana?” usul Kevin tanpa berfikir.
“boleh juga tuh! Si Big kan porsi Gedek” seru Tyha mereka langsung membeli dua puluh tiga bungkus, kebentulan pemilik Toko bubur itu kenal dengan Kevin, sehingga si pelayan mengobrol dulu dengan Kevin.
“mau beli berapa Vin?” Tanya pemilik Toko dengan seksama.
“duapuluh tiga bungkus yah mang!”
“tumben banget banyak, ngadain kenduri lo Vin?”
“ah, mang itu bisa aja! Nggak ini buat temen gue lagi sakit!” seru Kevin sambil membantu membungkus Bubur.
“semalem perasaan nggak ada berita tawuran deh?” mendengar perkataan dari pelayan itu Kevin pun bingung, gimana menjelaskan duduk permasalahannya.
“oh, nggak dia itu! Apa yah……., ah udah lah sama aja kan, kalau gue kasih tau mang juga nggak bakalan kenal!” seru Kevin ngeles, dilihatnya Buburnya telah selesai dibungkus, “mang ini udah dua puluh tiga, jadi semuanya berapa?”
“dua ratus Vin!” seru si Penjual.
“gimana sih kak, kan dua ratus tiga puluh!” seru adik si penjual itu, yang sedari tadi ikut membungkus buburnya.
“udah nggak papa, buat lo Vin!”
“ widih baik banget lo mang?” seru Kevin sambil meninggalkan toko bubur tersebut. Dan memberikan bubur nya kepada Tyha, kemudian Kevin masuk kedalam mobil dan menstarter mobilnya, lalu melaju dengan kecepatan rata-rata. Ditempat Iema dan si super duper BIG gajah berthunder, mereka terlihat semakin akrab.
“Big, kuliah dimana? N sekali lagi sory ya, gue ma temen gue udah nabarak lo?”
“gue, kuliah di UNJ! ya udah lah, toh semua udah terjadi!” seru Bimo, dengan sangat ramahnya.
“lagi dimana lo?” Tanya Iema dengan menggunakan BB nya.
“tunggu aja deh bentar lagi juga nyampek!” seru Tyha, Iema pun menunggu kedatangan Tyha hampir lima belas menit, Tyha belum juga menampakkan batang hidungnya. Saking kesalnya, Iema langsung begitu saja meninggalkan BIG sendirian dirumah sakit. Tepat di koridor rumah sakit Tyha sibuk dengan bawaannya yang cukup banyak dan berat. Sedangkan Kevin langsung lari menuju toilet, Tyha berjalan nggak melihat didepan ada siapa, dan Tyha menabrak seseorang. Sehingga membuat semua buburnya jatuh dan tumpah.
“eh lo tu punya mata nggak sih! Nggak liat apa gue segede ini!” seru Tyha, mulai marah-marah.
“nyadar donk lo, yang nabrak duluan itu, bukan Gue tapi LO!” seru orang itu nggak kalah marah, sambil mengacungkan jari telunjuknya tepat di muka Tyha.
“tapi kan lo yang salah, liat ni bubur gue tumpah semua tau! Gue nggak mau tau Ganti atau lo bakal nyesel!”
“bodo amat, emang lo siapa? Lagian semua pasien yang ada dirumah sakit ini ada keluarganya! Nggak perlu lo repot-repot beli bubur untuk mereka!” seru cowok itu ketus, n nggak mau kalah.
“eh….. liat ya, kalau gue jumpa ma lo lagi gue bales perbuatan lo!” seru Tyha meninggal kan cowok itu yang bersama temannya. Datang menuju kamar Si BIG, sambil ngoceh sendiri Tyha nggak nyadar kalau sepajang koridor rumah sakit ia asyik merocos yang nggak penting. Dan itu membuat tontonan asyik bagi para pengunjung rumah sakit. Ketika Tyha sampai dikamar BIG berpas-pasan dengan Kevin yang kelihatannya sedikit ceria, ketika telah medapatkan toilet.
“kemana aja lo cungkring?” Tanya Tyha dengan nada masih marah.
“kenapa lo? Abis ketelen biji duren!” seru Kevin dengan tersenyum-senyum tanpa merasa bersalah.
“ma, gi…..!” seru Tyha ketika membuka pintu, tidak dilihatnya Iema di kamar itu.
“anak itu, doyan banget ngilang! Ilmu apa ya yang dia pake?” seru Kevin ketika itu.
“eh, elo udah bangun?” seru Tyha mengalihkan pembicaraan.
“belum, gue masih pingsan kok!”
“ha, sumpah baru pertama kali orang pingsan bisa nyambung orang nanyak.!” Seru Kevin yang langsung mengambil tempat duduk disebelah BIG, “BTW keadaan lo gimana? N nama lo siapa?”
“atau kita panggil BIG aja gimana!” seru Tyha tanpa melihat tampang si BIG.
“eh miss pelit apaan sih lo?” seru Kevin, yang nggak mau nyinggung perasaan BIG.
“nggak pa_pa koq! Keadaan gue yah begini, n nama gue Bimo!” seru Bimo dengan sedikit lemas, “lo pada namanya?”
“gue Kevin!” seru Kevin singkat.
“Gue, Tyha Puji, anak paling cantik, maniz, nggak sombong n…..!”
“Rada PELIT!” seru Iema tiba-tiba masuk dari pintu kamar.
“asstagfirullah halazim!” seru ketiga temannya, tampak terkejut.
“eh, miss Ngilang! Lo itu kemana aja?” seru Kevin langsung memarahi. Rasanya bukan hal yang aneh buat mereka kalau Iema selalu ngilang disaat hal-hal yang dibutuhkan. Kevin kelihatannya marah ketika Iema selalu ngilang disaat mereka membutuhkan sesuatu.
“sory, sory! Gue tadi abis angkat telfon maka nya gue keluar dulu! jangan tau nya marah-marah aja donk!” seru Iema langsung duduk di ranjang yang tersisa sedikit di atas Ranjang.
“eh, Ty tadi gue suruh bawa bubur kan? Mana bubur nya sekarang!” seru Iema bertanya ketika dia lihat si Big nggak makan bubur.
“sory deh! Tadi gue udah beli, pas gue mau kesini ada yang nabrak gue! Bubur nya jatuh!” seru Tyha menjelaskan duduk pekara ketika dia nggak membawa buburnya.
“ah, elo kebiasaan! Kalau jalan itu jangan ngeliat keatas! Nyari apaa lo di atas?” Tanya Iema dengan nada sedikit marah dan kecewa.
“nyari duit jatuh kali!” seru Kevin dengan nada sedikit bercanda.
“lo itu kuliah dimana cungkring ? SMP belajar fisika nggak?” Tanya Tyha dengan nada sedikit tertawa.
“di jembatan deket rumah sakit itu kali! Dimana-mana jatoh itu ke bawah, bukan keatas!” seru Big dengan nada sedikit bercanda walaupun keadaannya belum sehat.
“permisi, pasien mau kami periksa dulu!” seru seorang suster.
“ok, mbak silahkan saja!” seru Iema dengan nada sedikit kecewa, padahal dia baru saja mau berbicara kepada Big, ketika BIG diperiksa oleh beberapa suster. Iema pergi menghilang lagi, dan lagi-lagi Kevin jengkel dengan ulah Iema.
“kemana lagi anak itu?” Tanya Tyha celingak-celiuk disekitar kamar.
“cari apa Miss Pelit?” Tanya Kevin ikut celingak-celinguk, sedangkan si Big bingung dengan apa yang kedua orang teman barunya cari.
“eh, kalian cari apa?” seru Big dengan suara yang pelan sekali. Iema mempunyai orang yang sering diajaknya curhat, memang dia bapak-bapak. Bapak-bapak itu seorang pedagang es buah, keliling dan Iema suka membantu bapak tersebut jualan. Alasan Iema kabur dari mereka bertiga adalah untuk membantu bapak tersebut.
“eh, Big, Eh Bimo!” seru Tyha gugup.
“kalau lidah lo lebih enak manggil gue BIG, nggak papa kok! Gue sama sekali nggak keberatan!” seru si Bimo dengan nada sedikit Bijaksana.
“aduh, oh my god! Gue salut!” seru Tyha dengan memukul pundak Bimo dengan Lembut.
“eh setau gue, Gerry salut coklat tuh, emang enak, kalau dimakan!!” seru si Kevin dengan nada yang sedikit serius.
“cungkring, gaya lo! Serius sedikit kenapa?” seru Tyha.
“udah-udah kalian perasaan marah-marah mulu.” Seru si Big dengan menatap mereka berdua, “kalian bakalan jadi temen gue nggak?”
“gimana ya, berat!” seru Kevin nada serius dan tak ada sedikitpun tersenyum dan terlihat bercanda.
“eh, lo nggak sopan banget sih cungkring!” seru Tyha sedikit marah, walau Tyha itu rada pelit. Tapi untuk masalah berteman Tyha nggak pernah memilih-milih.
“eh, makanya kalau gue ngomong dengerin dulu! Berat kalau gue ngangkat lo, tapi jangan kan teman jadi sahabat gue juga boleh!” seru Kevin dengan seksama, seiring dengan berjalannya waktu Bimo, Iema, Kevin, dan Tyha menjadi teman yang sangat dekat .
Iema masih saja selalu berteman dengan bapak-bapak tersebut, namun beberapa hari ini ketika Iema mau mencari bapak tersebut tidak ditemukannya. Hingga rasanya Iema harus mencari rumah Bapak penjual es buah itu. Siang itu mereka berempat pergi nongkrong disebuah Caffe tempat biasa mereka nongkrong.
“pokoknya ni Miss Ngilang, lo nggak boleh pergi-pergi lagi!” seru Kevin dengan nada sedikit marah pada Iema, ia takut kalau Iema bakalan ngilang tiba-tiba seperti hobbynya. Yang sering membuat orang panik dan takut. Sampai sekarangpun teman-temannya nggak pernah tau apa yang iema lakukan saat dia sedang menghilang.
“tau nih, susah nyariin lo!” seru Tyha yang ikut-ikutan.
“nggak, nggak bakalan! Lo-lo pada takut banget sih!” seru Iema, akhir-akhir ini Iema jarang banget keluar naek motor. Semenjak mereka udah berempat, mereka lebih sering naek mobilnya Tyha. Hari itu Iema menempatkan janjinya pada ketiga teman-temannya, bahwa ia tidak akan kabur lagi dari tempat tongkrongan mereka. Hal itu membuat Kevin bahagia. Beberapa hari ini Iema sibuk mencari bapak-bapak penjual es buah itu.
“kenapa lo bengong miss Ngilang?” Tanya Bimo saat menemui Iema di caffe seperti biasa.
“nggak papa? Sore ini gue mau pratikum nih!” seru Iema mengelak padahal dia sedang memikirkan, bapak-bapak tersebut. Iema telah menganggap bapak-bapak itu sebagai orang tuanya sendiri, Bimo masih sangat bingung dengan tingkah Iema.
“pratikum aja lo pikirin! Biasanya lo nggak pernah mikirin Pratikum lo! Jangan bohong lo?” Tanya Bimo dengan sembarangan bicara, mereka sedang menunggu Tyha dan Kevin yang nggak pernah Ontime datang buat ngumpul.
“gue pulang aja deh! Mereka lama banget nyampenya?” seru Iema kesal yang telah menunggu Tyha dan Kevin yang lama.
“emangnya lo nunggu udah dari jam berapa?” Tanya Bimo, sambil memakan makanan yang telah dipesannya.
“udah dari pagi dan sore ini, gue ada Pratikum sampe malam!” seru Iema dengan nada yang sedikit lemas.
“ya udah sana kalau lo ada Pratikum sore ini! Gue nunggu aja mereka datang!” seru Bimo bijaksana.
“thaks ya, Big, ntar kalau udah selesai gue pulang lagi kesini!” seru Iema, lemas hari ini Iema nggak bersemangat buat ngapa-ngapain entah bagai mana caranya ia melakukan Pratikum dikampusnya nanti. Sedangkan dikampus teman Iema yang bernama Danang telah menunggu lama, Danang adalah teman Iema yang kemaren menabrak Tyha dikoridor rumah sakit. Sementara itu Iema cepat-cepat datang kekampus untuk menemui Danang, taman yang menjadi satu kelompok dengan Iema. Makanya Danang rela berkorban demi nama Kampus mereka dengan Dosen mereka yang Killernya minta ampun.
“mana sih Iema! Mana alat-alatnya sama dia semua lagi!” Gerutu Danang dengan volume kecil namun cukup terdengar. Setelah sampai di Kampus, Iema langsung cepat-cepat pergi ke fakultasnya, saking tergesa-gesanya Iema , dia menabrak anak Fakultas Ekonomi. Yang kelihatannya juga ingin ke Fakultas Teknik Informatika, Iema terjatuh sepertinya kakinya berdarah.
“eh, sory… sory!” seru Iema yang merasa bersalah atas kecelakaan itu.
“nggak…nggak apa-apa kok! Lo anak Teknik Informatika yah?” Tanya cowok itu dengan ramah.
“iya, sekali lagi gue bener-bener minta maaf yah!” seru Iema yang masih merasa bersalah.
“nggak papa kali, eh kaki lo berdarah tuh! Gue bawain aja yah barang-barangnya? Kebetulan gue juga pengen ke fakultas lo!”
“ah, nggak usah ntar ngerepotin lo!” jawab Iema menolak dengan sopan. Dengan paksaan itu Iema nggak bisa menolak, akhirnya mereka sampai difakultasnya Iema dan Danang. Danang melihat dari kejauhan bahwa Iema bersama sahabatnya yang bernama Naga, Danang pun mendekati mereka yang semakin dekat dengannya. Dia heran mengapa jadi Naga yang membawa bahan-bahan untuk pembuatan robot mereka yang, akan diikuti dikopetisi tingkat Asia tenggara.
“lho ga, kenapa lo ada disini?” Tanya Danang
“gue, iseng-iseng aja mau kentemu lo?” seru Naga dengan nada sedikit bercanda, sedakangkan Iema terduduk lemas di bangku koridor fakultasnya.
“oh, kangen lo ya ma gue! Lho ma kenapa lo lemes banget?” Tanya Danang sambil melihat keadaan teman satu timnya.
“mata kaki gue luka nih! Jadi sakit banget nggak tahan gue! Mo berdiri lama-lama!” seru Iema dengan nada bicara sedikit lemas.
“oh iya hampir lupa nih gue! Nih temen gue namanya Naga!” seru Danang memperkenalkan Diri temannya kepada Iema.
“naga Lyla?” Tanya Iema polos.
“elo bisa aja? Nggak la gue itu Indra sinaga, bukan Indra Perdana Sinaga!” seru Naga meladeni Candaan temannya. Iema beda dari Tyha emosi Tyha langsung memuncak ketika ia bertabrakan dengan orang lain saat dijalan entah itu kesalahan orang atau kesalahan dirinya.
“ouh nama gue Iema!” seru Iema sambil menahan sakitnya, Naga mengetahui kalau Iema sakit. Sehingga ia berinisiatif untuk mengeluarkan Hanssaplas, yang selalu siap sedia di tasnya. Emang dia anak laki-laki yang sangat maco namun yang namanya kecelakaan tidak diketahui oleh siapa pun.
“nih luka lo tutupin aja dulu pake hanssaplas, ntar kalau udah sampai diruamah baru deh lo, bersihin !” seru Naga sambil memasangkan Hanssaplas tersebut ke kaki Iema, hal itu menyentuh buat Iema. Sementara itu dicaffe, Kevin, Tyha dan Bimo asyik dengan candaan mereka yang nggak pernah ada habisnya.
“ems, gue tadi disuruh jemput Iema neh !” seru Tyha sambil menyedot capucino ice nya.
“jadi gue gimana?” seru Kevin dengan nada lemas.
“kan ada Big, lo bawa motor nggak big?”seru Tyha menjelaskan.
“lho bawa motor Big?” Tanya Kevin tiba-tiba.
“otak lo kemana cungkring, motor guekan lagi di rumah sakit! Gue hari ini bawa mobil kok tenang aja lo!” seru Big dengan nada yang sangat pelan.
“oh, jadi lori yang didepan caffe tu punya lo ya?” Tanya Tyha dengan asal bicara.
“sembarangan lo, iya itu dia! Tyha tau aja nih” seru Big bercanda.
“apa? Nggak ah! Ngapain naek lori, gue pasti di bak nya! Nggak mau gue!” seru Kevin menolak.
“aduh cungkring, lo itu o’on atau bodoh sih?” Tanya Tyha, dengan nada sedikit bercanda.
“apa yah, o’on terlalu bagus, bodoh jelek banget! pinter deh!” seru Kevin dengan candaannya terus.
“ada-ada aja lo, gimana sih!” seru Big dengan nada sedikit mengantuk.
“ya udah balik yuk!” seru Tyha dengan nada sedikit berat. Tyha tidak jadi menjemput Iema di kampusnya. Sedangkan Tyha langsung pulang kerumah, akhir-akhir ini Iema dan yang lainnya jarang ngumpul bersama, paling yang suka ngumpul Cuma Tyha, Kevin dan Bimo. Tapi ketiga teman Iema sangat pengertian, mereka tidak pernah marah pada Iema karena mereka tau temanya sedang ikut lomba untuk membawa nama kampus dan nama Negara. Hari itu Iema dan Dangan bekerja keras untuk membuat seperangkat robot buat lomba yang akan diikuti mereka minggu depan.
“kapan lombanya miss ngilang?” Tanya Kevin sambil memyamtap minumannya.
“kira-kira minggu depan lah!” seru Iema yang terbiasa dengan julukan Miss ngilang itu.
“emangnya berapa Negara yang ikut miss Ngilang?” Bimo pun ikut terlarut dalam pembicaraan itu, tapi sayang Tyha sibuk dengan BB nya.
“nggak banyak kok, Cuma Negara-negara asean aja kok!” seru Iema yang jarang meninggi, Kevin tercengan ketika Iema menyebutkan asean, “eh cungkring ketelen apa lo? Mulut lo nggak bisa ditutup gitu!”
“baru aja dia ketelan gelas capucino nya tuh! Liat aja gelasnya udah nggak ada lagi kan!” seru Bimo dengan nada bercandanya.
“emangnya gue apaan makan kaca! Kalau ngomong sembarangan sih lo big!” sambil memanyunkan mulutnya, “ eh tu anak sapi ngapain senyum-senyum sendiri?”
“miss pelit….. miss pelit!” panggil Kevin dengan keras, namun tetap aja nggak digubris sama Tyha. Malahan Tyha menganggap tidak ada yang memanggilnya. “buset dah, itu telinga apa jamban ya? Gue panggil kagak denger!”
“paling saking banyak penghuninya jadi budek, apa bedanya ma jamban?” seru Bimo sengaja bercanda biar Tyha lepas dari BB-nya.
“ha, gue punya Ide!” seru Iema tiba-tiba, “gimana kalau kita tinggalin dia, trus semua yang kita pesen nih biar dia yang bayar!” Kevin dan Bimo setuju dengan usulan Iema, mereka pergi meninggalkan temannya. Kebiasaan Iema yang suka ngerjain Tyha nggak berubah-ubah, jangankan Tyha yang lain pun di kerjain sama Iema. Dari mereka berempat, Iema yang paling muda juga yang paling jail.
Tiba-tiba seorang pelayan caffe datang menghampiri Tyha, dan saat itu lah Tyha melepaskan pandangannya dari BB-nya itu. Muka Tyha bingung dengan wathers disana, perasaan Tyha dia belum memesan paling yang memesan itu ketiga teman-temannya. Saat melamun lama akhirnya Tyha sadar kalau dia lagi dikerjain sama teman-temannya.
“mbak semuanya Tiga ratus lima puluh!” seru Pelayan tersebut.
“lho sayakan belum pesan!” seru Tyha menunjukan expresi bingung, “lho kemana mereka!” baru lah Tyha sadar kalau teman-temannya ngerjain dia, “ kurang ajar, gue di kerjain nih!”
Tyha keluar dari caffe dengan merengutkan mukanya karena ia harus kehilangan uang tiga ratus lima puluh ribu, maklum Tyha kan rada-rada pelit. Jadi walaupuun tiga ratus ribu, sama aja menurutnya. Sedangkan teman-temannya mengintip dari kejauhan sambil tertawa-tawa ngakak namun nggak kedengaran, pengunjung Mall yang melihat mereka aneh. Akhirnya mereka putuskan untuk nyamperin Tyha, sambil menunjukan muka yang menyesal.
“puas kalian udah ngerjain gue!” seru Tyha yang cemberut aja mukanya.
“sory-sory deh, habis lo pelit sih! Kalau nggak gitu lo nggak bakalan nelaktir kita!” seru Bimo dengan nada sok tidak bersalah.
“tau nih Miss Pelit! Sekali-kali juga!” seru Kevin dengan sedikit senyum.
“lho Miss ngilang kemana neh?” Tanya Tyha yang menyadari kalau Iema nggak ada disana, kedua temannya hanya mengangkat bahunya. “gimana sih kalian, kok nggak tau! Bukannya kalian bareng-barengkan?” Tanya Tyha sedikit bingung.
“iya, nama nya juga Miss ngilang! Jadi suka-suka dia mau ngilang apa nggak!” seru Kevin sambil mengambil Hp nya yang bergetar.
“ya udah pulang aja yuk!” ajak Tyha yang mulai nggak mut mau lama-lama disana.


_____________________***______________________


Hari itu Iema mendapatkan informasi tentang rumah Pak Broto, bapak tukang es buah itu. Dari salah satu tukang ojek yang makal sama ditempat Pak Broto mangkal juga, syukur hari ini mereka nggak ngumpul bareng, jadi Kevin nggak perlu marah kalau Iema hari ini nggak kelihatan satu harian. Iema diam-diam pergi kerumah Bapak itu tanpa Tyha. Iema melaju dengan kecepatan rata-rata dengan scoopy-nya. Tak berapa lama kemudian sampai dirumah bapak tersebut, ternyata benar didepan rumahnya Pak Broto ada gerobak dagangan es buahnya.
“assalammualaikum!” seru Iema bebrapa kali.
“waalaikum sallam!” sapa berat seorang laki-laki, “masuk saja nak!” seru Bapak itu tampaknya mendengar perkataan Iema, Iema terkejut dengan perkataan bapak itu.
“what!” seru Iema pelan-pelan, Iema masuk kerumah Pak Broto dengan hati-hati. Sampainya didalam rumah yang kecil itu, terlihat bapak itu sedang tertidur tak berdaya. “bapak? Bapak kenapa?” Tanya Iema.
“bapak nggak pa-pa Cuma sakit sedikit aja!” seru Bapak itu dengan senyuman yang melebar.
“bapak, bapak nya Kevin ya?” Tanya Iema setelah melihat foto-foto Kevin banyak Di rumah.
“lho kamu kenal sama Kevin?” Tanya Bapak itu bingung.
“iya Pak, bukan kenala lagi, Kevin itu sahabat saya pak!” seru Iema member tahukan kepada bapak itu, “Pak, bapak itu sakit apa pak?”
“udah hampir setengah tahun bapak mengidap sakit paru-paru nak!” seru Pak Broto dengan nada sedikit sedih.
“lho Kevin kemana pak?” Tanya Iema
“Kevin kan kerja nak, semenjak bapak nggak bisa jualan lagi Kevin yang kerja!” seru Bapak itu sementara itu Iema pergi keluar rumah rencananya ingin membelikan makanan buat bokapnya Kevin, cukup lama Iema keluar, setengah jam kemudian Iema kembali kerumah Kevin yang sangat kecil itu. Iema memasuki ruangan yang nggak ada kamar itu, langsung menjatuhkan makanan yang ia bawa. Betapa sedihnya dia ketima melihat sibapak terbaring kaku di atas tempat tidur yang lusuh itu.
“bapak, Bapak! Pak!” Iema memanggil Bapak tersebut dengan suara yang berat. “tolong-tolong!” seru Iema tiba-tiba meminta pertolongan dari orang lain, warga sekitar cepat berkumpul disumber suara, Iema panic dan Ia cepat-cepat menelfon Kevin yang memang saat itu ia tau kalau Kevin adalah anak kandung dari bapak itu.
“hallo ada apa ma?” Tanya Kevin menjawab telfon dari Iema.
“vin, bokap lo vin…….” Iema mencoba menarik nafas panjang sambil memberitahukan Kevin, “ bokap lo……., udah nggak ada Vin, cepet kesini!”
Sementara itu di super market Kevin terduduk sambil membendunga air mata nya yang hampir nggak bisa ditahannya, Pak Admaja bos nya Kevin, pemilik supermarket melihat Kevin duduk termenung menatap kekosongan, Pak Admaja dengan sigapnya menghampiri karyawannya yang tampak sedih.
“eh, kenapa tidak bekerja?” Tanya pak Admaja dengan nada sedikit bercanda. Kevin menyambut kedatangan Pak Admaja dengan senyuman terpaksa.
“pak sayan boleh izin!” mohon Kevin kepada Bapak itu dengan hati-hati.
“memang nya pekerjaan kamu sudah selesai?” Tanya Pak Admaja sambil melihat disikitarnya yang tampak belum beres.
“ Papa saya meninggal pak!” seru Kevin yang masih saja membendung tangisan yang hamir saja tumpah.
“inalilahi wainalilahimrojiun!” ujar pak Admaja dengan perasaan sedih, “ ya sudah kita berangkat, saya sekalian mau ngelayat kerumah kamu!” tak berapa lama kemudian Kevin turun dari mobil mercezedezben berwarna silver yang mengkilap. Dengan reflex Iema langsung memeluk Kevin sambil berkata.
“yang tabah ya Vin!” ujar Iema , yang dijawab Kevin dengan anggukan.
“almarhum tinggal di kafanin dan di sholatkan vin, tadi udah dimandiin!” seru Bimo menambahkan.
“sekarang jenazah lagi dimana?” Tanya Kevin lirih, sambil sesekali menghapus air matanya.
“ada didalam!” jawab Tyha yang hanya terdiam di antara mereka.
“ayo pak kita masuk kedalam!” ajak Kevin, sesampainya didalam serasa tak percaya. Jenazah almarhum ayahnya tersenyum lebar, serasa Kevin masih di izinkan untuk melihat senyum terakhir sang ayah. sedangkan pak Admaja, melihat jenazah ayah Kevin sehingga matanya hampir aja loncat dari tempatnya, “apakah semua ini nyata?” batin Pak Admaja dengan perasaan was-was, dan detak jantung yang semakin kencang.
“vin lo nginap di rumah gue aja!” ajak Bimo yang tau betapa beratnya langkah kaki Kevin masuk kerumah itu. Kevin mengangguk tanda setuju. Sedangkan dirumah Pak Admaja, yang masih terang menderang berarti sang pemilik rumah masih belum tidur.
“apakah dia cucuku, kenapa begitu cepat Brotho meninggalkan ku!” seru Pak Admaja tiba-tiba, matanya terus tertuju pada buku yang ia baca, sedangkan fikirannya entah melayang kemana.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO